Rudal Houthi Serang Bandara di Arab Saudi, 26 Orang Luka

Sebanyak 26 orang luka-luka dalam sebuah serangan Houthi ke bandara di Arab Saudi yang melayani rute domestik dan internasional.

oleh Siti Khotimah diperbarui 13 Jun 2019, 10:13 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2019, 10:13 WIB
Salah seorang anggota pasukan militan Houthi yang berperang dengan pemerintah Yaman (AFP Photo)
Salah seorang anggota pasukan militan Houthi yang berperang dengan pemerintah Yaman (AFP Photo)

Liputan6.com, Riyadh - Houthi menyerang bandara Arab Saudi di Kota Abha yang terletak di bagian barat daya negara itu, kata koalisi pimpinan Negeri Minyak. Aula kedatangan menjadi sasaran penyerangan.

Sebanyak 26 warga sipil dilaporkan terluka akibat insiden itu, sebagaimana diwartakan oleh portal berita daring Al Jazeera dikutip Kamis (13/6/2019). Tiga wanita dan dua anak termasuk di antara yang terluka, dan mereka adalah warga negara Arab Saudi, Yaman dan India. Delapan orang dibawa ke rumah sakit sementara sebagian besar dirawat di lokasi.

 

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu, koalisi Saudi mengatakan sebuah proyektil mengenai aula kedatangan di bandara Abha, menyebabkan kerusakan material.

Dalam pernyataan yang sama, koalisi mengatakan "serangan itu bisa dianggap sebagai kejahatan perang dan membuktikan bahwa Houthi telah memperoleh senjata canggih dari Iran," menambahkan pihaknya berjanji untuk mengambil langkah "segera dan tepat waktu" sebagai respons.

Tidak ada tanggapan segera dari Iran , yang telah membantah mempersenjatai Houthi.

Al Masirah TV yang berafiliasi dengan Houthi melaporkan bahwa pasukan Houthi melancarkan serangan rudal jelajah ke bandara Abha, yang berjarak sekitar 200 km di perbatasan utara dengan Yaman. Lapangan udara yang dimaksud melayani rute domestik dan regional. 

Aliansi yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab ( UEA ) melakukan intervensi di Yaman pada tahun 2015. Mereka mencoba mengembalikan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional, yang  telah dipaksa keluar dari kekuasaan oleh Houthi.

Aliansi yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab ( UEA ) melakukan intervensi di Yaman pada tahun 2015.

Mereka mencoba mengembalikan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional, yang  telah dipaksa keluar dari kekuasaan oleh Houthi.

Houthi pada hari Rabu bersikeras menyatakan mereka memiliki hak untuk mempertahankan diri, dalam menghadapi upaya pengeboman selama lima tahun yang dipimpin Saudi serta blokade udara dan laut.

"Kelanjutan agresi dan pengepungan terhadap Yaman untuk tahun kelima, penutupan bandara Sana'a dan penolakan terhadap solusi politik membuat warga kami tidak dapat dihindarkan untuk membela diri mereka sendiri," kata juru bicara Houthi Mohammed Abdulsalam dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh Al- Masirah.

Insiden Serupa Sebelumnya

Militan Houthi menguasai Hodeidah yang menjadi pelabuhan utama di Yaman (AP Photo)
Militan Houthi menguasai Hodeidah yang menjadi pelabuhan utama di Yaman (AP Photo)

Serangan yang menargetkan bandara Arab Saudi pernah terjadi sebelumnya. Pada Mei tahun ini, sebuah drone bermuatan bom dikerahkan oleh pemberontak Houthi di Yaman --untuk menyerang bandara di Arab Saudi.

Namun, rencana itu telah dihentikan oleh Negeri Minyak dengan pesawat tak berawak yang dimaksud ditembak jatuh oleh militer Saudi pada Minggu, 27 Mei 2019.

Angkatan udara Saudi mencegat dan menghancurkan pesawat tak berawak yang hendak melakukan serangan ke bandara Jizan, di perbatasan selatan Saudi dengan Yaman.

"Sementara kami mengonfirmasi hak kami untuk membela negara kami, kami menekankan bahwa teroris Houthi akan membayar mahal," kata jurubicara koalisi militer teluk pimpinan Arab Saudi, Kolonel Turki al-Malaki, seperti dikutip Al Jazeera.

Pengumuman Arab Saudi datang beberapa jam setelah Houthi mengatakan mereka menggunakan pesawat tanpa awak bersenjata untuk menyerang landasan pacu pesawat di Bandara Jizan. Bandara itu digunakan oleh ribuan warga sipil setiap hari, tetapi koalisi melaporkan tidak ada korban.

Bandara Najran Kerap Jadi Sasaran

Militer Yaman Tembak Jatuh Drone Milik Pemberontak Houthi
Sejumlah puing pesawat tanpa awak (drone) Ababil buatan Iran milik pemberontak Houthi saat gelar rilis di Abu Dhabi, (19/6). Para pemberontak mencoba untuk memata-matai dan memantau pergerakan pasukan Yaman. (AFP PHOTO / Karim Sahib)

Serangan pada 27 Mei itu terjadi setelah Houthi pada Kamis 23 Mei2019 menargetkan Bandara Najran, juga di dekat perbatasan Yaman, juga dengan sebuah drone bermuatan bahan peledak.

Serangan itu --yang ketiga terhadap bandara Najran dalam 72 jam-- menargetkan sistem pertahanan udara Patriot, jelas media yang dikelola Houthi, Al Masirah TV. Bandara sipil di seluruh Timur Tengah sering menjadi tempat pangkalan militer.

Arab Saudi mengatakan, upaya serangan drone terakhir terhadap Najran juga dicegat oleh pertahanan udara dan berhasil dihancurkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya