Liputan6.com, Jakarta - Adu banteng biasanya digambarkan sebagai sebuah pertunjukan di mana matador akan mengayunkan kain merah di depan banteng. Hewan yang dimaksud kemudian akan berlari ke arah jubah berwarna terang itu. Dari gerak-geriknya, sang binatang seolah marah.
Sebagai orang awam, kita akan berpikir bahwa banteng sangat membenci warna merah. Namun benarkah anggapan itu?
Advertisement
Baca Juga
Mengutip situs Live Science pada Minggu (16/6/2019), sebenarnya banteng buta warna sehingga tidak bisa benar-benar mendeteksi jubah merah menyala yang dibawa matador. Dengan demikian, sang hewan kemungkinan tidak terganggu dengan warna kain, namun oleh gerakan.
Jika Anda tidak percaya, pada 2007 lalu program MythBusters dari Discovery Channel pernah menguji banteng dalam tiga gerakan terpisah. Pertama, mereka meletakkan tiga bendera yakni merah, biru dan putih, di kandang banteng. Hewan itu menyerang seluruh kain tanpa melihat warna.
Selanjutnya, kru dari MythBusters menempatkan tiga boneka yang dipakaikan kain warna merah, biru dan putih di atas ring. Lagi-lagi, banteng itu menyeruduk ketiganya tanpa pandang bulu.
Â
Â
Â
Simak pula video pilihan berikut:
Pembuktian Terakhir
MythBusters tidak hanya berhenti pada dua percobaan untuk membuktikan apakah benar warna merah dibenci oleh banteng.
Pada percobaan terakhir, mereka menempatkan manusia berpakaian merah di atas ring dengan banteng. Orang itu berdiri diam sementara dua koboi - tidak berbaju merah - bergerak di sekitar ring.
Apa yang terjadi? Banteng jantan itu mengejar koboi yang bergerak dan meninggalkan orang berpakaian merah yang tidak bergerak itu sendirian.
Jadi, jika banteng tidak bisa melihat merah, mengapa jubah matador menggunakan warna itu? Ternyata kain itu bermanfaat untuk membantu menutupi percikan darah yang keluar dari banteng karena pertarungan yang sengit.
Advertisement