Arab Saudi Tolak Laporan Penyidik PBB Soal Pembunuhan Jamal Khashoggi

Pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menolak laporan penyidik PBB terkait pembunuhan Jamal Khashoggi.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 20 Jun 2019, 17:49 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2019, 17:49 WIB
Foto Jamal Khashoggi, wartawan Arab Saudi yang dibunuh di Istanbul (AP/Jacquelyn Martin)
Foto Jamal Khashoggi, wartawan Arab Saudi yang dibunuh di Istanbul (AP/Jacquelyn Martin)

Liputan6.com, Riyadh - Pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menolak laporan penyidik PBB terkait pembunuhan kritikus dan pembelot Arab Saudi, Jamal Khashoggi, yang dirilis pada Rabu 19 Juni 2019.

Laporan PBB dipimpin oleh Pelapor Khusus Eksekusi Ekstrayudisial Kantor HAM PBB, Agnes Callamard, yang memulai investigasi sejak 29 Januari 2019, atau hampir empat bulan setelah Khashoggi dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018.

Dalam laporan itu, Callamard mengumumkan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) terlibat dan harus diselidiki atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Laporan Callamard ikut merujuk pada rekaman dan pekerjaan forensik yang dilakukan oleh penyelidik Turki, informasi intelijen antar-negara yang dibagikan, serta perkembangan persidangan para tersangka di Arab Saudi.

"Ada bukti yang dapat dipercaya bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan pejabat tinggi lainnya secara individual bertanggung jawab atas pembunuhan Jamal Khashoggi," kata Callamard.

Ia juga mengatakan pembunuhan Jamal Khashoggi "menjadi tanggung jawab Negara Kerajaan Arab Saudi," namun tidak menunjuk Negeri Petrodollar sebagai aktor utama.

Membantah laporan PBB, Menteri Negara untuk Urusan Luar Negeri Saudi, Adel al-Jubeir, mengatakan bahwa "semua itu tidak ada yang baru ... serta telah diterbitkan dan diedarkan di berbagai media," cuitnya di Twitter, seperti dikutip dari Gulfnews, Kamis (20/6/2019).

Pejabat satu tingkat di bawah menteri luar negeri itu menambahkan bahwa laporan Callamard "berisi kontradiksi yang jelas dan tuduhan tidak berdasar yang menantang kredibilitasnya," lanjut Jubeir yang pernah menjabat sebagai Menlu Saudi pada 2015 hingga 2018.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan yang diberitakan oleh kantor berita Saudi SPA, Jubeir menilai laporan Callamard sebagai "tuduhan palsu yang dikonfirmasi berasal dari ide-ide dan posisi Callamard terhadap Kerajaan Saudi," dan mengatakan Riyadh akan mempertahankan haknnya untuk mengambil tindakan hukum sesuai kewenangannya.

Pejabat tinggi Arab Saudi itu juga menekankan bahwa laporan Callamard "hanya bersifat rekomendasi, bukan mengikat."

Simak video pilihan berikut:

10 Temuan Kunci Penyidik PBB soal Pembunuhan Jamal Khashoggi

Anggota asosiasi wartawan Turki-Arab memegang poster dengan foto-foto Jamal Khashoggi, saat mereka mengadakan protes di dekat konsulat Arab Saudi di Istanbul pada Senin, 22 Oktober 2018 (AP/Lefteris Pitarakis)
Anggota asosiasi wartawan Turki-Arab memegang poster dengan foto-foto Jamal Khashoggi, saat mereka mengadakan protes di dekat konsulat Arab Saudi di Istanbul pada Senin, 22 Oktober 2018 (AP/Lefteris Pitarakis)

Laporan akhir penyidik PBB terkait pembunuhan kritikus dan pembelot Arab Saudi, Jamal Khashoggi telah dirilis pada Rabu 19 Juni 2019 di Markas Besar PBB di New York.

Pelapor Khusus Eksekusi Ekstrayudisial Kantor HAM PBB, Agnes Callamard memulai investigasi sejak 29 Januari 2019, hampir empat bulan setelah Jamal Khashoggi dilaporkan tewas dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul Turki.

Callamard menjabarkan secara rinci bukti yang menunjukkan bahwa tidak hanya pejabat tingkat tinggi Saudi yang merencanakan pembunuhan, mereka juga dengan sangat berhati-hati menyusun cara terbaik untuk menyembunyikan pembunuhan dari komunitas internasional.

Berikut 10 temuan kunci penyidik PBB Agnes Callamard soal pembunuhan Jamal Khashoggi, seperti dilansir CNN, Kamis (20/6/2019) --Baca selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya