Liputan6.com, Phnom Penh - Korban tewas dalam insiden ambruknya sebuah bangunan yang sedang dibangun di Kamboja bertambah, dari tiga menjadi 13 orang kata seorang pejabat setempat.
Mengutip The Straits Times, Minggu (23/6/2019), petugas penyelamat mendapati keseluruh korban saat berjuang mencari pekerja yang dikhawatirkan terperangkap dalam puing-puing.
Insiden nahas terjadi pada Sabtu, 22 Juni 2019, menimpa struktur baja dan beton tujuh lantai di Kota Sihanoukville, sebelah barat ibu kota Phnom Penh. Proyek itu diketahui milik China.
Advertisement
Baca Juga
Selain korban meninggal, 23 orang lainnya luka-luka dengan beberapa masih dinyatakan hilang, menurut kantor juru bicara provinsi setempat, Preah Sihanouk Kamboja.
"Struktur baja telah runtuh dengan sendirinya," kata juru bicara Oar Saroeun kepada Reuters. "Kami hanya bisa menunggu dan mendengarkan tanda-tanda kehidupan," lanjut sumber itu.
"Kami khawatir lebih banyak dari itu akan runtuh mengenai mereka ... Kami akan bekerja sepanjang malam untuk melepas baja."
36 Orang Berhasil Diselamatkan
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan Sabtu oleh pejabat Provinsi Preah Sihanouk mengatakan, 36 pekerja telah diselamatkan dari puing-puing. Tidak jelas berapa banyak lagi yang hilang.
Foto-foto yang dibagikan di media sosial menunjukkan kelompok penyelamat bekerja melalui tumpukan balok baja dan beton. Sementara sebuah gambar yang beredar sebelumnya, menunjukkan petugas berusaha mengeluarkan ekskavator dari reruntuhan bangunan. Saat itu dikhawatirkan terdapat puluhan orang yang terperangkat di dalamnya.
Provinsi Preah Sihanouk dan kota terbesarnya, Sihanoukville, telah mengalami lonjakan investasi dalam beberapa tahun terakhir dari Tiongkok, terutama ke sektor kasino, properti, dan pariwisata.
Adapun kota ini merupakan rumah bagi pelabuhan terbesar di Kamboja dan Zona Ekonomi Khusus Tiongkok yang terhubung dengan Belt and Road Initiatve milik China. Lebih lanjut, kota ini juga tengah mengalami booming konstruksi untuk melayani wisatawan dan investor Tiongkok yang sedang tumbuh.
Empat Orang Diringkus
Saat ini, kepolisian Kamboja telah menahan empat orang untuk diinterogasi terkait dengan insiden pada Sabtu. Termasuk di antaranya tiga pengawas konstruksi, menurut pernyataan dari provinsi yang bersangkutan.
Hingga saat ini masih belum dijelaskan secara pasti apa penyebab robohnya bangunan di salah satu kota di Kamboja tersebut.
Kamboja diklaim sebagai salah satu negara termiskin di Asia Tenggara, tidak memiliki undang-undang keselamatan hukum dan perlindungan tenaga kerja.
Ada sekitar 50 kasino milik China dan puluhan kompleks hotel yang sedang dibangun di wilayah tersebut.
Antara 2016 dan 2018, US$ 1 miliar diinvestasikan oleh pemerintah China dan bisnis swasta di Provinsi Sihanouk, menurut statistik resmi.
Advertisement
Kasino 18 Lantai di Kamboja Terbakar
Sementara itu, sebelumnya sebuah gedung kasino di Kamboja terbakar hebat pada Senin malam, 7 Januari 2019 waktu setempat. Api membakar beberapa lantai di bangunan tersebut.
"Api mulai berkobar sekitar pukul 21.30 di lantai bawah gedung sebelum akhirnya menyebar," kata Kantor Berita Thailand TNA seperti dikutip dari Channel News Asia.
Bangunan 18 lantai di Kamboja itu, yang dikenal sebagai Genting Crown Casino, memiliki hotel dan pusat hiburan, dan terletak di Poipet di Provinsi Banteay Meanchay, sekitar 150 meter di sebelah perbatasan Thailand.
"Sekitar 10 orang terluka," lapor TNA.
Sementara The Nation melaporkan beberapa orang mungkin terperangkap di dalam gedung.
Pihak berwenang Thailand diberitahu tentang insiden tersebut sekitar pukul 22.00 waktu setempat, lapor TNA, seraya menambahkan bahwa para penyelamat dan sebuah truk pemadam bersiaga di perbatasan.
Menurut situs web Genting Crown Casino, resor di Kamboja ini dibuka pada April 1999. Sementara wilayah tempat hiburan itu berada, Poipet, dikenal memiliki banyak kasino, beberapa di antaranya dapat ditemukan di daerah dekat perbatasan.