Perempuan Ini Ditinggal Sendirian dalam Pesawat Usai Penerbangan

Terlelap selama penerbangan, perempuan ini mengaku terbangun dan menemukan dirinya sendirian di sebuah pesawat maskapai Air Canada, pada tengah malam.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 24 Jun 2019, 16:03 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2019, 16:03 WIB
Pesawat
Ilustrasi kabin pesawat. (dok. unsplash.com / angelacompagnone / creative commons)

Liputan6.com, Toronto - Seorang perempuan mengaku terbangun dan menemukan dirinya sendirian di sebuah pesawat maskapai Air Canada, pada tengah malam, usai terlelap selama penerbangan.

Tiffani Adams mengatakan telah tertidur saat penerbangan berdurasi 90 menit dari Quebec ke Toronto pada 9 Juni 2019 lalu. Saat terbangun akibat hawa dingin di dalam kabin, Adams sendirian dan masih meringkuk di kursi, dengan sabuk keselamatan masih terpasang pada tubuhnya.

Pesawat itu bahkan telah terparkir di Bandara Internasional Toronto Pearson usai menyelesaikan penerbangan terakhirnya.

Kepanikan Adams bertambah dengan suasana kabin pesawat yang hampir gelap gulita, seakan dirinya terbangun dalam sebuah mimpi buruk.

Sejak pengalaman "menakutkan" itu, Adams mengaku telah mengalami "kegelisahan berulang setiap malam," demikian seperti dilansir BBC, Senin (24/6/2019).

Cerita Adams diunggah oleh seorang temannya di Facebook, yang bernama Deanna Dale, yang turut mentautkannya ke akun Air Canada.

Air Canada telah mengonfirmasi insiden itu dan sedang melakukan penyelidikan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Berjuang Keluar dari 'Mimpi Buruk'

Kabin Pesawat
Ilustrasi kabin pesawat. (iStockphoto)

Saat di pesawat, Adams berhasil memanggil temannya Deanna Dale untuk memberi tahu lokasinya. Namun, teleponnya mati kurang dari satu menit setelah panggilan telepon.

Dia tidak dapat mengisi baterai teleponnya karena pesawat dalam kondisi mati sehingga tak mengalirkan daya listrik.

Dale, yang merasakan nada bahaya dari temannya, segera menelepon Bandara Internasional Toronto Pearson dan memberi tahu mereka tentang keberadaan Adams.

Sementara Adams, yang berada di dalam pesawat, menyalakan senter yang ia temukan di kokpit dan berusaha menarik perhatian.

Ketika cara itu tak membuahkan hasil, Adams kemudian berusaha untuk membuka pintu pesawat. Upaya itu sukses.

Setelah berhasil membuka pintu, Adams kemudian mencari tali untuk mempermudahnya turun "dari ketinggian 40-50 kaki."

Beruntung, seorang petugas kereta bagasi melihat kaki Adams yang "menggantung" keluar dari pesawat dan membantunya turun dengan aman.


Pertolongan Pertama dan Respons Air Canada

Ilustrasi kabin pesawat terbang
Ilustrasi kabin pesawat terbang. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Tepat usai kejadian, Adams mengatakan bahwa perwakilan Air Canada menawarinya "limusin dan hotel," meminta maaf dan mengatakan akan ada penyelidikan.

"Saya belum banyak tidur sejak kegelisahan malam yang berulang, bangun dengan cemas dan takut menemukan kembali diriku sendirian dikurung di tempat gelap," tulisnya.

Air Canada merespons cerita Adams yang diunggah pada unggahan akun Facebook temannya Deanna Dale. Pihak maskapai menulis, "Kami terkejut mendengarnya dan kami sangat khawatir ... Kami akan memeriksanya."

"Kami masih meninjau masalah ini sehingga kami tidak memiliki detail tambahan untuk dibagikan, tetapi kami telah menindaklanjuti dengan sang pelanggan (Adams) dan tetap berhubungan dengannya," kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan.

Ketika dihubungi untuk memberikan komentar, juru bicara Bandara Internasional Toronto Pearson mengatakan, "Kami mengetahui cerita penumpang ini dan kami pasti dapat berempati dengan kekhawatiran yang pasti ia rasakan."

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya