Ilmuwan AS Ditemukan Tewas dalam Bunker di Yunani, Dibunuh?

Jasad ilmuwan AS ditemukan dalam sebuah bunker Perang Dunia II di Kreta, Yunani. Diduga dibunuh.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 11 Jul 2019, 07:40 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2019, 07:40 WIB
Bunuh Diri
Ilustrasi Bunuh Diri (iStockphoto)

Liputan6.com, Kreta - Jasad ilmuwan Amerika Serikat ditemukan dalam sebuah bunker Perang Dunia II di kota pelabuhan Chania, Pulau Kreta (Crete), Yunani, pada 8 Juli 2019.

Polisi menduga Suzanne Eaton (59) tewas akibat asfiksia --kematian karena kekurangan udara, demikian seperti dikutip dari BBC, Kamis (11/7/2019).

Sebelum jasadnya ditemukan, Eaton sempat dilaporkan hilang sejak 2 Juli. Perempuan itu dikabarkan terlihat sedang berolahraga lari, 10 km dari lokasi penemuan jenazahnya.

Pencarian besar-besaran dilakukan oleh kepolisian Yunani.

Enam hari kemudian, dua warga lokal yang tengah menjelajah sebuah bunker tua era Perang Dunia II, menemukan jenazah Eaton di area berbatu dan sulit dijangkau.

Kepolisian Yunani memperlakukan kasus ini sebagai pidana.

Seorang pakar biologi molekul kelas dunia dari Max Planck Institute Jerman, Eaton berada di Crete untuk menghadiri sebuah konferensi.

Pihak Max Planck Institute menyampaikan duka cita mendalam atas kematian ibu dari dua anak itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Asfiksia Namun Tak Ada Tanda Trauma

Dilarang Melintas Garis Polisi
Ilustrasi Foto Garis Polisi (iStockphoto)

Menurut situs media lokal, hasil autopsi terhadap jenazah Suzanne Eaton menunjukkan korban tewas akibat asfiksia.

Umumnya, asfiksia pada kasus pembunuhan disebabkan oleh pencekikan.

Namun, tidak ada indikasi trauma atau luka yang menunjukkan pencekikan pada jenazah Eaton.

Kepolisian Yunani menyelidiki apakah Eaton dibunuh di dalam bunker atau di pindahkan ke sana usai dijagal di tempat lain, lanjut situs media lokal itu.

Selain itu, jasad Eaton yang ditemukan dengan tertutup kain, menguatkan dugaan polisi bahwa dia mungkin dibunuh.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya