Liputan6.com, Kreta - Jasad ilmuwan Amerika Serikat ditemukan dalam sebuah bunker Perang Dunia II di kota pelabuhan Chania, Pulau Kreta (Crete), Yunani, pada 8 Juli 2019.
Polisi menduga Suzanne Eaton (59) tewas akibat asfiksia --kematian karena kekurangan udara, demikian seperti dikutip dari BBC, Kamis (11/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Sebelum jasadnya ditemukan, Eaton sempat dilaporkan hilang sejak 2 Juli. Perempuan itu dikabarkan terlihat sedang berolahraga lari, 10 km dari lokasi penemuan jenazahnya.
Pencarian besar-besaran dilakukan oleh kepolisian Yunani.
Enam hari kemudian, dua warga lokal yang tengah menjelajah sebuah bunker tua era Perang Dunia II, menemukan jenazah Eaton di area berbatu dan sulit dijangkau.
Kepolisian Yunani memperlakukan kasus ini sebagai pidana.
Seorang pakar biologi molekul kelas dunia dari Max Planck Institute Jerman, Eaton berada di Crete untuk menghadiri sebuah konferensi.
Pihak Max Planck Institute menyampaikan duka cita mendalam atas kematian ibu dari dua anak itu.
Asfiksia Namun Tak Ada Tanda Trauma
Menurut situs media lokal, hasil autopsi terhadap jenazah Suzanne Eaton menunjukkan korban tewas akibat asfiksia.
Umumnya, asfiksia pada kasus pembunuhan disebabkan oleh pencekikan.
Namun, tidak ada indikasi trauma atau luka yang menunjukkan pencekikan pada jenazah Eaton.
Kepolisian Yunani menyelidiki apakah Eaton dibunuh di dalam bunker atau di pindahkan ke sana usai dijagal di tempat lain, lanjut situs media lokal itu.
Selain itu, jasad Eaton yang ditemukan dengan tertutup kain, menguatkan dugaan polisi bahwa dia mungkin dibunuh.
Advertisement