Geger Pemuda Panjat Gerbang Istana Buckhingham, Aksi Teror?

Seorang pria telah ditangkap gara-gara ketahuan memanjat gerbang di Istana Buckingham, London, Inggris.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 12 Jul 2019, 12:57 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2019, 12:57 WIB
Buckingham Palace
Buckingham Palace (Daniel LEAL-OLIVAS / AFP)

Liputan6.com, London - Pemuda berusia 22 tahun ditangkap gara-gara memanjat gerbang depan Buckingham Palace atau Istana Buckingham di London, Inggris. Insiden itu terjadi pada Rabu 11 Juli 2019 sekitar pukul 02.00 pagi.

Sang Ratu Inggris diketahui berada di Istana Buckingham pada hari itu untuk melakukan tugas resmi kerajaan.

Telegraph.co.uk yang dikutip Jumat (12/7/2019) melaporkan, sang ratu, yang tertidur di istana selama insiden penyusupan itu sudah diberitahu. Ia tetap melanjutkan tugasnya pada hari Rabu untuk acara Queen’s Medal for Music.

Dia menerima musisi jazz Gary Crosby dan Judith Weir, Master of The Queen's Music, di Istana Buckingham.

Polisi mengatakan pria itu tidak memiliki senjata apa pun dan insiden itu tidak diperlakukan sebagai aksi terkait teroris. Dia ditangkap oleh polisi dari unit Royalty dan Komando Perlindungan Khusus, ditahan hingga hari Kamis. Kemudian ia dibebaskan, tetapi masih dalam penyelidikan.

Seorang juru bicara kepolisian mengatakan: "Para petugas telah menangkap seorang pria karena dicurigai melakukan pelanggaran, bertentangan dengan pasal 128 dari Undang-Undang Kejahatan Terorganisir dan Kepolisian 2005."

"Pria itu tidak ditemukan memiliki senjata ofensif dan insiden itu tidak diperlakukan terkait dengan teroris. Dia ditahan di kantor polisi pusat London," ujar jubir tersebut seperti dikutip dari The Independent.

Insiden Pertama Sejak 37 Tahun Lalu

The Ballroom di Buckingham Palace
The Ballroom di Buckingham Palace (Dominic Lipinski / POOL / AFP)

Menurut beberapa outlet berita, seperti diberitakan ETOnline, pelanggaran keamanan terjadi ketika Ratu Elizabeth sedang tidur di istana. Sang ratu adalah satu-satunya anggota keluarga kerajaan di istana pada saat kejadian.

Menurut reporter ITV Jonathan Swain, pria itu memanjat gerbang dan memintas sensor panas, CCTV dan penjaga bersenjata untuk mendapatkan akses ke halaman istana.

"Polisi butuh empat menit untuk menghentikan pria itu," kata Swain.

Istana Buckingham mengatakan kepada ET bahwa mereka tidak memiliki komentar mengenai insiden itu.

Pelanggaran itu terjadi hampir 37 tahun setelah insiden keamanan paling terkenal di Istana Buckingham, ketika Michael Fagan yang saat itu berusia 30 tahun memperoleh akses ke kamar tidur sang ratu yang saat itu berada di dalamnya.

"Insiden 9 Juli 1982 berlangsung sekitar 10 menit," kata Swain.

"Penyusup ini masuk ke istana hampir 37 tahun sejak Michael Fagan masuk ke kamar ratu," kata seorang sumber kerajaan kepada The Sun. "Ada semacam teori dan muncul ketakutan yang sangat nyata bahwa dia bisa saja meluncurkan operasi peniru dari pendahulunya." 

Insiden 9 Juli 1982

Ratu Elizabeth II Resmikan Jembatan Senilai 22,6 Triliun
Ratu Inggris Elizabeth II saat menghadiri peresmian jembatan Queensferry, Skotlandia, Minggu (4/9). Pembangunan jembatan ini telah menghabiskan lebih dari 22,6 Triliun rupiah. (Andrew Milligan/PA via AP)

Pada 9 Juli 1982, Fagan yang merupakan seorang seniman pendekor, memanjat dinding istana dan berjalan ke kamar Ratu Elizabeth. Insiden itu menorehkan catatan yang jadi populer karena Yang Mulia dengan tenang menghadapi sang penyusup.

Ratu Elizabeth dikatakan telah bercakap-cakap dengan si penyusup yang duduk di ujung tempat tidurnya, lalu seorang penjaga dan polisi datang..

Dalam beberapa tahun terakhir, polisi kerap berurusan dengan ketakutan keamanan termasuk beberapa penangkapan anggota masyarakat di luar gerbang istana yang muncul dengan pisau.

Pada 2013, seorang pria ditangkap karena perampokan, pelanggaran dan kerusakan kriminal, ditangkap di salah satu bagian State Room setelah memanjat pagar setinggi 12 kaki.

Tahun lalu, seorang pengunjung berusia 38 tahun ke istana dan ditangkap karena dicurigai memiliki senjata api namun tak melakukan tindakan apa pun. Polisi bersikeras mengatakan gantungan kuncinya miliknya berisi taser --senjata kejut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya