Liputan6.com, Jakarta - Berbagai media luar menulis artikel mengenai gempa yang terjadi pada Minggu sore 14 Juli 2019 di Maluku Utara. Seperti media thenationonlineng.net, Express.co.uk dan Sputnik News yang menyebutkan tak heran jika Indonesia dijuluki negara ring of fire.
Menurut Kepala Bidang Informasi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, secara tektonik wilayah Halmahera Selatan termasuk kawasan seismik aktif gempa. Hal inilah yang menyebabkan tingkatnya aktivitas gunung.
Baca Juga
Berita top 3 selanjutnya, adanya kekerasan wanita dan anak-anak yang sering terjadu di Papua Nugini. Sebanyak 30 wanita yang diantaranya ibu hamil menjadi korban pembunuhan balas dendam.
Advertisement
Penyebab iklim bumi yang kian hari makin panas, menjadi top 3 terakhir edisi 16 Juli 2019. Kini kutub lebih sering mengalami periode ekstrim. Terkadang kutub ada dalam proses membeku, lalu mencair, dan membeku lagi. Saat ini, Bumi mulai memanas.
Media Asing Sorot Gempa Magnitudo 7,2 di Maluku Utara
Media asing yang menyoroti gempa di Maluku ternyata menjadi sorotan pada Top 3 Global hari ini.
Dalam sejumlah pemberitaan tertulis setidaknya ada 2.000 orang yang mencari perlindungan setelah gempa. Disebutkan pula lindu kemarin menimbulkan kepanikan beberapa pulau di Maluku, seperti pedalaman utara kota Ternate yang menjadi pusat gempa.
Sementara itu, laman Exprees.co.uk dalam artikel berjudul "Indonesia rocked by 7.3 magnitude earthquake as Ring of Fire activity rises" menjelaskan gempa tersebut memiliki potensi tsunami.
Advertisement
Kekerasan Suku Masih Terjadi di Papua Nugini
Sebanyak 30 wanita dan anak tewas dibantai di Papua Nugini juga menarik perhatian publik. Menurut Menteri kepolisian Papua Nugini, Bryan Kramer, kematian ini sama dengan "pembunuhan balas dendam terburuk" dalam sejarah setempat.
Tidak ada motif yang jelas dan total korban dari kejadiaan buruk ini. Kramer pun kemudian membuat deklarasi, di mana pembantaian dilakukan oleh klan saingannya perdana menteri Papua Nugini, James Marape. Klan tersebut menargetkan wanita dan anak-anak setelah ibu dari seorang pemimpin suku terbunuh dalam serangan sebelumnya.
Penyebab Iklim di Bumi Kian Panas
Pada 26 juta tahun yang lalu, Kutub Utara disebut tidak berada dalam kondisi seperti sekarang ini, beku dan suhunya selalu minus di bawah nol derajat Celcius. Dimana saat itu, masih ada pemandangan hijau yang subur (meskipun Anda harus berhati-hati terhadap buaya), tanpa padang es yang luas.
Ini disebabkan dunia berada di tengah-tengah periode pemanasan global yang ekstrem, yang disebut Paleo-Aeocene Thermal Maximum, yaitu Bumi begitu panas sehingga kutubnya mencapai suhu yang hampir trpois.
Advertisement