Liputan6.com, Jakarta - WhatsApp menjadi primadona tersendiri bagi para pengguna ponsel pintar. Aplikasi itu telah menjadi salah satu perpesanan utama dan paling populer di dunia. Berbagai kalangan menggunakan layanan itu, dari kawula muda hingga masyarakat berumur.
Hal itu didukung oleh pembaharuan terus menerus yang dilakukan oleh pihak pengembang aplikasi. Misalnya adanya layanan telepon gratis, panggilan video, serta fitur stiker unik yang menjadikan percakapan semakin berwarna.
Advertisement
Baca Juga
Baru-baru ini, publik internasional dikejutkan dengan pembaharuan terbaru WhatsApp. Aplikasi itu tengah menguji fitur unik yang akan memungkinkan penggunanya untuk dapat mendengarkan pesan suara (Voice Message atau Voice Note) tanpa membuka pesan yang dimaksud.
Bagaimana cara kerjanya? Sebetulnya sama dengan membaca pesan melalui notifikasi, sehingga pengirim chat tidak mengetahui jika kita telah membaca pesannya.
WhatsApp akan memungkinkan pengguna mendengarkan pesan suara melalui panel notifikasi, seperti dukutip dari surat kabr daring Deccan Chronicle pada Minggu (21/7/2019).
Pengguna iOS akan menjadi yang pertama mendapatkan pembaharuan unik ini.
I leave this here.Yes, it's a push notification with an incoming voice message, on iOS.It will be available in future (maybe in a major update with other features?) pic.twitter.com/eSm55GxFuO
— WABetaInfo (@WABetaInfo) 18 Juli 2019
WABetaInfo dalam sebuah twit mengunggah ilustrasi pembaharuan itu. Tampak gambar di mana ditunjukkan notifikasi catatan suara dengan tombol putar.
Tidak ada konfirmasi resmi tentang kapan pembaruan akan diluncurkan dan juga, tidak disebutkan kapan Android akan mendapatkan fitur baru ini.
Simak video pilihan berikut:
WhatsApp Diserang Virus Canggih Israel
Sementara itu, beberapa waktu lalu platform pesan WhatsApp mengatakan telah menutup celah yang memungkinkan virus pengintai atau spyware menginfeksi ponsel lewat panggilan tak terjawab (missed call). WhatsApp mengatakan, selama ini diduga hanya pengguna terpilih saja yang ditargetkan virus canggih itu.
Seorang juru bicara WhatsApp mengatakan pada Senin 13 Mei 2019, seperti dikutip dari DW Indonesia, mereka tidak mengetahui seberapa luas serangan spyware yang diduga buatan Israel itu, tetapi jumlah individu yang diketahui terkena serangan setidaknya puluhan.
WhatsApp mendesak para pengguna aplikasinya untuk mengunduh update terbaru aplikasi mereka untuk melindungi diri dari serangan itu.
Outlet media, termasuk Financial Times dan TechCrunch, mengidentifikasi spyware itu sebagai produk dari kelompok yang dinamakan NSO di Israel. Grup ini sudah terkenal dengan perangkat lunaknya "Pegasus" yang dapat meretas smartphone dan mengaktifkan mikrofon dan kamera serta mengumpulkan informasi lokasi dan mengirim email dan teks.
Sejauh ini pihak WhatsApp tidak memberi konfirmasi atas berita-berita keterkaitan NSO, namun mengatakan bahwa mereka "tidak menyangkal" liputan-liputan media mana pun.
Advertisement