Liputan6.com, Subang - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis informasi terbaru terkait erupsi Gunung Tangkuban Parahu di Subang, Jawa Barat.
Kordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut, jatuhan erupsi terdapat di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Kawasan ini berjarak sekitar 10 kilometer lebih dari kawasan erupsi.
Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi sekitar 5 menit 30 detik. Saat ini Gunung Tangkuban Parahu berada pada status level I atau normal.
Advertisement
Baca Juga
Tangkuban Parahu merupakan kawasan unggulan di Subang, Jawa Barat. Banyak wisatawan yang datang ke sana.
Peristiwa erupsi Tangkuban Parahu tak hanya dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga warga dunia lewat sorotan media asing terhadap insiden tersebut.
Situs News.co.au misalnya. Dalam artikel bertajuk Crazy footage shows volcanic eruption at Indonesia’s Mount Tangkuban Parahu, media Australia tersebut menggambarkan rasa takut dari penduduk lokal dan wisatawan.
"Letusan tersebut terjadi di Subang dan mengirimkan abu ke udara dan memicu peringatan agar penduduk menjauh," tulis media tersebut.
Mereka juga menyoroti lokasi gunung berapi yang jaraknya sekitar 30 kilometer dari utara Bandung -- ibu kota provinsi Jawa Barat.
Tak ketinggalan, situs berita Malaysia juga menyoroti fenomena alam ini.
"Letusan itu direkam dengan seismogram dan memiliki amplitudo maksimum 38mm dengan durasi sekitar lima menit dan 30 detik," tulis The Star dalam artikel berjudul Indonesia's Mount Tangkuban Parahu erupts, visitors told to stay away.
Sementara itu situs AOL.com dalam artikel berjudul "Indonesia's Mount Tangkuban Perahu volcano erupts as tourists flee 600-foot ash cloud" menyatakan bahwa Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah menutup lokasi Tangkuban Parahu sebagai lokasi wisata untuk sementara waktu.
Â
Jenis Letusan Freatik
Petugas pemantau dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG), Ilham Mardikaryanta mengatakan erupsi yang terjadi tersebut merupakan jenis letusan freatik. Kendati dalam status normal, PVBMG memperingatkan letusan jenis freatik harus diwaspadai.
"Tipikal erupsi freatik. Dia sifatnya dangkal dan itu bisa tiba-tiba erupsi. Makanya direkomendasi normal pun dari kami Badan Geologi merekomendasikan untuk semua aktivitas di atas mewaspadai bilamana letusan freaktik secara tiba-tiba," kata Ilham.
PVBMG mencatat bahwa sebelumnya pada Oktober 2013, erupsi freatik juga pernah terjadi di gunung yang terkenal dengan Kawah Ratu. Untuk itu, dia mengimbau wisatawan yang hendak berkunjung ke Tangkuban Parahu agar menunda terlebih dahulu hingga kondisi Gunung Tangkuban Parahu aman.
PVBMG sendiri memperingatkan agar masyarakan dan wisatawan tak berkegiatan di radius 500 meter dari erupsi.
"Untuk saat ini berdasarkan hasil evaluasi, rekomendasinya 500 meter dari erupsi dan status dalam keadaan normal," ucapnya.
Advertisement