Anggota Kongres dari Texas Gantikan Bos Intelijen AS yang Hengkang dari Donald Trump

Seorang anggota Kongres dari Texas, John Ratcliffe akan mengisi kursi DNI sepeninggal Dan Coats yang mundur akibat diduga berselisih paham dengan Donald Trump.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 29 Jul 2019, 14:16 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2019, 14:16 WIB
Ekspresi Donald Trump Saat Hadiri National Prayer Breakfast
Presiden AS Donald Trump. (AFP Photo/Mandel Ngan)

Liputan6.com, Washington DC - Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat (DNI), yang membawahi seluruh 16 badan intelijen negara, mengundurkan diri pada Minggu, 28 Juli 2019 waktu setempat.

Dan Coats menjadi satu dari sekian banyak pejabat tinggi pemerintahan AS yang hengkang dari jabatannya pada era Presiden Donald Trump.

Trump mencuit di Twitter bahwa Coats akan mengundurkan diri pada pertengahan Agustus dan bahwa ia akan mencalonkan Anggota Kongres AS konstituen Texas, John Ratcliffe untuk menggantikannya, demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (29/7/2019).

Sang presiden mengatakan Ratcliffe akan memimpin dan "menginspirasi kebesaran bagi negara" yang dia cintai.

Sementara itu, Coats dalam surat pengunduran diri kepada Presiden Trump, mengatakan bahwa "komunitas intelijen AS telah lebih kuat" selama masa kepresidenan Trump dua setengah tahun terakhir.

"Sebagai hasilnya, saya sekarang percaya sudah saatnya bagi saya untuk pindah ke bab berikutnya dalam hidup saya," tulisnya.

Coats mengatakan pada Februari 2019 bahwa Donald Trump telah memintanya untuk tetap di jabatannya, namun perbedaan mereka pada kebijakan luar negeri kadang-kadang tampak tidak dapat didamaikan.

Simak video pillihan berikut:

Berselisih Soal Isu Rusia hingga Korea Utara

Kepala Intelijen (CIA) AS, Dan Coats mundur dari pemerintahan Donald Trump. (AFP)
Kepala Intelijen (CIA) AS, Dan Coats mundur dari pemerintahan Donald Trump. (AFP)

Coats dan Trump disebut sering berselisih tentang isu Rusia hingga Korea Utara, BBC melaporkan.

Secara khusus, mereka bentrok pada campur tangan Rusia dalam pemilihan AS, perjanjian nuklir Iran dan upaya Trump untuk memperbaiki hubungan dengan Korea Utara.

Namun sepanjang masa jabatannya, penilaian-penilaian Coats secara rutin dipertentangkan oleh presiden, yang bersikap kritis terhadap badan-badan intelijen AS.

Pada Januari 2019, presiden menyebut kepala intelijennya pasif dan naif dalam penilaian mereka terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh Iran.

Masih pada bulan yang sama, Coats juga mengatakan kepada Kongres AS bahwa Korea Utara tidak mungkin menyerahkan senjata nuklirnya, bertentangan dengan pernyataan Trump bahwa Pyongyang tidak lagi menjadi ancaman.

Tahun lalu, sang kepala intelijen mengakui bahwa Trump tidak memberi penjelasan singkat tentang pertemuannya yang tertutup dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki.

"Jika dia bertanya kepada saya bagaimana hal itu seharusnya dilakukan, saya akan menyarankan cara yang berbeda," kata Coats tentang pertemuan puncak Trump - Putin di Helsinki.

Coats adalah yang terbaru dalam belasan pejabat tinggi pemerintahan Trump yang memutuskan untuk meninggalkan Gedung Putih. Mantan Menteri Pertahanan James Mattis dan mantan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson adalah beberapa di antara mereka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya