Ledakan Besar Mengguncang Kantor Polisi Afghanistan, 95 Orang Terluka

Kantor polisi Afghanistan kembali diserang, ledakan besar terjadi dan menyebabkan 95 orang terluka.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 07 Agu 2019, 15:34 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2019, 15:34 WIB
Ledakan Meledak
Ilustrasi Foto Ledakan (iStockphoto)

Liputan6.com Kabul - Ledakan besar kembali terjadi di kantor polisi di Afghanistan. Kali ini melukai sekitar 95 orang, kata otoritas setempat.

Saksi mata mengatakan ledakan itu terjadi sekitar pukul 09.00 waktu setempat di bagian barat Kabul, demikian sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Rabu (7/8/2019).

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Nasrat Rahimi, mengatakan bahwa bom meledak ketika sebuah kendaraan berhenti di depan pos pemeriksaan di luar kantor polisi terkait.

Ditambahkan oleh juru bicara Kementerian Kesehatan Afghanistan, Wahidullah Mayar, ledakan tersebut menyebabkan 95 orang terluka. Mayoritas korban merupakanri kalangan sipil, termasuk wanita dan anak-anak.

Seluruh korban luka telah dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan intensif.


Taliban Mengaku Bertanggungjawab

Pasukan Taliban
Pasukan Taliban (AP)

Ahmad Saleh, seorang penjaga toko yang menjadi saksi ledakan terkait, mengaku mendengar suara dentuman keras, yang diikuti oleh pecahnya banyak kaca jendela dari beberapa bangunan di sekelilingnya.

"Saya masih merasa pusing dengan suara ledakan itu. Sangat keras (suaranya)! Sekitar 20 toko sepanjang satu kilometer dari lokasi kejadian, jendelanya pecah dan rusak," jelas Saleh kepada kantor berita AFP.

Tidak lama berselang, kelompok militan Taliban mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut.


Terdengar Suara Tembakan Setelahnya

Tembak Senjata Api
Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Sementara itu, menurut rekaman video yang viral di media sosial dan beberapa saksi mata, terdengar suara tembakan senjata ringan setelah ledakan.

Tidak diketahui dari mana asal suara tembakan tersebut, namun polisi setempat mengatakan ikut menyelidikinya.

Kekerasan melonjak di Afghanistan, terutama di ibu kota Kabul, ketika Amerika Serikat dan Taliban menegosiasikan kesepakatan damai menjelang pemilu yang direncanakan berlangsung pada 28 September nanti.

Menurut PBB, lebih dari 1.500 warga sipil tewas atau terluka dalam konflik Afghanistan pada bulan Juli saja, di mana hal itu tercata sebagai korban bulanan tertinggi sejauh ini, dan menjadi bulan terburuk sejak tragedi serupa pada 2017.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya