Liputan6.com, Jakarta - Jurnalis Liputan6.com, Teddy Tri Setio Berty, mendapat beasiswa dari pemerintah Taiwan pada Senin, 12 Agustus 2019, di kantor Taipei Economic Trade Office (TETO), Jakarta.
Pria berumur 25 tahun itu merupakan penerima Huayu Enrichment Scholarship, untuk menempuh pendidikan Bahasa Mandarin selama 6 bulan di Soochow University.
Sebelum berangkat ke Negeri Formosa pada 7 September 2019, laki-laki kelahiran Jambi ini melakukan berbagai macam persiapan untuk masa studinya, salah satunya dengan mempelajari Bahasa Mandarin dasar di Tanah Air.
Advertisement
"Persiapannya belajar Mandarin basic (dasar), karena saya tidak punya skill (kemampuan) di bidang ini. Namun, saya mau challenge (menantang) diri saya untuk belajar Bahasa Mandarin, sebab saya merasa akan ada peluang besar di masa depan dengan belajar Bahasa Mandarin," ujarnya.
Dalam acara sharing session dan pemberian sertifikat beasiswa, Direktur Bagian Pendidikan TETO, Grace Ou, menyampaikan, ada 79 orang yang menerima beasiswa dari Kementerian Pendidikan Taiwan. Mereka terpilih melalui proses seleksi yang dilakukan pihak kementerian.
"Ada lebih dari 700 pendaftar. Setelah proses seleksi, kami memilih 79 orang yang akan belajar di Taiwan," kata Ou.
"Pelajar Indonesia umumnya mengambil jurusan teknik, komunikasi dan manajemen bisnis, karena bisnis di Indonesia sedang berkembang pesat. Diharapkan talenta-talenta ini akan berkembang," tambahnya.
79 orang tersebut dinyatakan lolos seleksi dalam tiga program: Taiwan Scholarship (Kementerian Pendidikan serta Kementerian Riset dan Teknologi), Huayu Enrichment Scholarship, dan ICDF Scholarship.
Melalui program pendidikan seperti ini, TETO berharap Taiwan dan Indonesia bisa lebih memperkuat kerja sama, mempromosikan edukasi internasional, serta mendorong para pemuda dari seluruh dunia untuk lebih memahami budaya dan pembangunan nasional.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tips Mendapatkan Beasiswa
Untuk mendapatkan beasiswa ini, ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh para calon awardee. Salah satunya adalah menulis esai.
Teddy pun tak segan untuk memberikan tips kepada mereka yang ingin mengikuti program short course seperti ini.
"Dalam menulis esai, saya mengorelasikannya dengan pengalaman kerja saya. Taiwan itu punya kebijakan namanya New South Bound policy atau Kebijakan ke Arah Selatan. Salah satunya, koneksi people-to-people dalam urusan budaya dan pendidikan. Saya berharap, dengan background jurnalis, saya bisa menjembatani hubungan kedua negara."
Selain itu, ia harus melalui proses seleksi ketat. Mulai dari pengiriman sejumlah persyaratan ke TETO, pengisian formulir, penulisan esai, hingga membuat dua surat rekomendasi.
"Proses penulisan esai dan rencana studi adalah hal yang paling penting. Sebab, lewat cara ini, kita bisa meyakinkan pihak penyeleksi bahwa kita layak diterima," ungkap Teddy.
"Lewat latarbelakang saya sebagai jurnalis, saya menjelaskan sejumlah artikel yang pernah saya tulis seputar Taiwan. Bagaimana pemerintah Taiwan bisa menjalankan Kebijakan ke Arah Selatan (New Southbound Policy) yang bertujuan menghubungkan masyarakat kedua negara atau connect people to people."
"Kita juga diminta untuk mendaftar di kampus yang ada di Taiwan. Letter of Acceptance (LoA) adalah salah satu persyaratan yang diminta oleh pihak TETO," ujarnya lagi.
Ia menambahkan: "Saya tidak memiliki kemampuan berbicara Mandarin sebelumnya. Saya bisa menerima beasiswa ini lantaran pemerintah Taiwan menginginkan agar mereka yang betul-betul ingin belajar (Mandarin), bisa menjadi pihak ketiga dalam hubungan kedua negara di masa mendatang."
Advertisement
Perkuat Kerja Sama RI dan Taiwan
Program beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Taiwan ini bukan kali pertama. Sejak 2004, pemerintah Taiwan telah memberikan program beasiswa bagi pelajar seluruh dunia.
Tahun lalu, sekitar 72 pelajar Indonesia lolos seleksi beasiswa Taiwan. Sejumlah mahasiswa berasal dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah hingga UIN.
TETO berharap, mereka yang memperoleh beasiswa tersebut dapat menjembatani hubungan antara Taiwan dan Indonesia, serta membantu memperkenalkan Taiwan kepada orang banyak.