Cathay Pacific Ancam Pecat Karyawan Pendukung Demonstrasi Hong Kong

Maskapai Cathay Pacific mengatakan mengikuti arahan China untuk bertindah tegas terhadap karyawan yang mendukung protes Hong Kong.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 14 Agu 2019, 08:30 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2019, 08:30 WIB
Ilustrasi maskapai Cathay Pacific (AFP/Dala De La Rey)
Ilustrasi maskapai Cathay Pacific (AFP/Dala De La Rey)

Liputan6.com, Hong Kong - Maskapai Cathay Pacific memperingatkan karyawan untuk tidak "mendukung atau berpartisipasi langsung dalam protes ilegal" di Hong Kong. Bila ketahuan terlibat, perusahaan tak segan untuk memecatnya.

Maskapai terbesar di kota itu menguraikan pendekatan "nol toleransi" dalam sebuah memo, yang dikirim beberapa hari setelah pemerintah China mencegah karyawan Cathay Pacific pro-demonstrasi, terbang ke daratan atau melewati wilayah udara negara itu.

Dikutip dari CNN pada Selasa (13/8/2019), Cathay Pacific mengatakan akan mematuhi aturan tersebut.

"Penting untuk diingat bahwa tindakan dan kata-kata karyawan kami yang dilakukan di luar jam kerja, dapat berefek signifikan pada perusahaan," kata Rupert Hogg, CEO Cathay Pacific.

"Kami memiliki profil tinggi di masyarakat terkait sifat bisnis kami, dan tindakan yang tak terhindarkan dari karyawan kami bisa menarik perhatian dan akan diperlakukan sebagai yang mewakili posisi perusahaan," tambah Hogg.

Karyawan Cathay Pacific telah diperingatkan pada Sabtu pekan lalu, bahwa perusahaan secara hukum diharuskan mematuhi otoritas penerbangan China.

Setiap karyawan yang mengambil bagian dalam demonstrasi akan "segera diskors" dari setiap penerbangan, atau dilarang terlibat pada aktivitas "transportasi udara" yang melibatkan China daratan.

Hogg juga menyebut bahwa China adalah kunci untuk bisnis Cathay Pacific, di mana maskapai itu tidak hanya masuk dan keluar dari daratan, tapi juga memiliki sejumlah besar rute ke Eropa dan Amerika Serikat yang melewati wilayah udara setempat.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Protes Selama 10 Pekan Berturut-turut

Massa pro demokrasi Hong Kong menggelar aksi duduk di bandara internasional pada 9 Agustus 2019 (AFP PHOTO)
Massa pro demokrasi Hong Kong menggelar aksi duduk di bandara internasional pada 9 Agustus 2019 (AFP PHOTO)

Selama 10 pekan berturut-turut, protes terus berlangsung di Hong Kong, di mana demonstran menyerukan demokrasi yang lebih besar, penyelidikan independen terhadap dugaan kebrutalan polisi, dan tuntutan pengunduran diri Kepala Eksekutif Carrie Lam.

Bentrokan antara demonstran dan polisi dalam beberapa kasus melibatkan gas air mata dan mengakibatkan cedera.

Menanggapi situasi tersebut, Hogg mengatakan akan tetap fokus dalam memberikan pengalaman aman dan nyaman bagi seluruh pelanggannya.

"Pada saat yang sama, kami selalu berusaha menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua karyawan Grup Cathay Pacific. Meskipun orang mungkin memiliki pandangan yang berbeda, penting bagi kami semua untuk saling menghormati, pelanggan, dan anggota masyarakat," lanjut Hogg dalam memonya.

Dua haris ebelum rilis memo tersebut, Cathay Pacific juga mengatakan akan memberikan laporan kepada Otoritas Penerbangan Sipil China tentang tindakan yang diambil untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan penerbangan, sesuai permintaan pemerintah Beijing.

Sepak Terjang Terkendala Krisis Politik

Pesawat Cathay Pacific
Pesawat Cathay Pacific (Foto: cathaypacific.com).

Pada hari yang sama ketika Cathay Pacific mengumumkan akan mematuhi otoritas penerbangan China, maskapai itu juga mengonfirmasi bahwa mereka memindahtugaskan seorang pilot pada bulan lalu, setelah ditangkap saat terlibat protes.

"Cathay Pacific ingin memperjelas bahwa kami tidak menyatakan pandangan apa pun tentang masalah apa pun yang akan menjadi subyeknya," tegas perusahaan itu.

Cathay Pacific menerbangkan sekitar 34 juta penumpang setiap tahunnya, dan melayani hampir 200 kota di seluruh dunia dari hubnya di Bandara Internasional Hong Kong (HKIA).

Tetapi dalam beberapa waktu terakhir, bisnis maskapai tersebut telah menderita karena krisis politik yang meluas di Hong Kong.

Maskapai ini sempat membatalkan lebih dari 150 penerbangan dari dan ke HKIA pada Senin 12 Agustus, setelah demonstran menduduki terminal kedatangan dan keberangkatan setempat.

Saham perusahaan turun sekitar 4,5 persen pada hari Senin, dan total telah kehilangan lebih dai 11 persen sejauh Agustus ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya