Liputan6.com, Hong Kong - Sekelompok demonstran Hong Kong menangkap dan memukuli dua orang laki-laki yang dicurigai sebagai mata-mata pemerintah China daratan.
Aksi pemukulan itu terjadi pada hari kedua demonstrasi yang berlangsung rusuh di bandara Hong Kong pada Selasa 13 Agustus 2019, yang mengakibatkan ratusan penerbangan dibatalkan.
Polisi Hong Kong mengakui telah menggunakan apa yang mereka sebut sebagai 'polisi pancingan' dan aksi kekerasan terhadap dua orang yang dicurigai sebagai agen China daratan itu terjadi setelah adanya aparat berpakaian seperti demonstran dan mengenakan penutup muka tampak dalam demonstrasi akhir pekan, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (13/8/2019).
Advertisement
Baca Juga
Kebanyakan demonstran meninggalkan bandara itu setelah beberapa jam bentrok dengan polisi yang menggunakan semprotan merica dan pentungan. Demonstran mengatakan akan kembali lagi pada Rabu (14/8) pagi.
Lebih dari 100 penerbangan dibatalkan pada Selasa kemarin, hari kelima para demonstran menduduki bandara Hong Kong itu. Para pejabat penerbangan masih sibuk mengurus ribuan penumpang yang terlantar karena dibatalkannya lebih dari 200 penerbangan pada Senin (12/8).
Slogan-slogan yang ditujukan kepada pejabat China daratan dan para turis mengatakan "Demokrasi adalah hal yang baik. Kami berada disini untuk menghalangi operasi (bandara), hanya untuk satu tujuan, yaitu karena kami cinta dan peduli akan nasib Hong Kong. Kami harap kalian mengerti."
Pemerintah pusat di Beijing menyebut aksi protes di Hong Kong itu mirip aksi teroris dan merupakan ancaman bagi keamanan warga di wilayah administratif khusus Tiongkok tersebut.
Penggunaan istilah "teroris" dan "terorisme" oleh pemerintah China memicu keprihatinan bahwa akan terjadi kekerasan yang lebih besar, dan tidak dihormatinya hak-hak-hak warga Hong Kong yang ditangkap.
Kantor berita Associated Press melaporkan polisi paramiliter tampak telah disiapkan di seberang perbatasan Hong Kong dengan Kota Shenzhen untuk mengadakan latihan, suatu hal yang dianggap para demonstran sebagai persiapan untuk menyerang mereka.
Simak video pilihan berikut:
Kantor HAM PBB Buka Suara Soal Demonstrasi Tak Berujung di Hong Kong
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB akhirnya angkat bicara terkait rangkaian demonstrasi Hong Kong yang telah berlarut-larut.
Organisasi multilateral dunia itu menyerukan agar demonstran "beraksi secara damai", sementara mendesak pemerintah Hong Kong untuk "mendengarkan Keluhan masyarakat."
Melalui Kantor Komisaris Tinggi HAM (OHCHR), PBB juga menggarisbawahi laporan dugaan brutalitas polisi huru-hara yang telah menggunakan alat pengendali massa "secara berisiko, bahkan berpotensi menimbulkan luka serius hingga kematian" kepada demonstran.
Penggunaannya bahkan terindikasi melanggar "norma dan standar internasional", kata OHCHR.
Oleh karenanya, OHCHR mendesak agar otoritas Hong Kong meninjau kembali regulasi mereka terkait penggunaan alat-alat pengendali massa.
Advertisement