Israel Larang Politikus AS Ilhan Omar Berkunjung ke Negaranya, Kenapa?

Pemerintah Israel telah melarang dua anggota House of Representative (DPR) Amerika Serikat untuk berkunjung negaranya. Salah satunya Ilhan Omar.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Agu 2019, 19:19 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2019, 19:19 WIB
Ilustrasi Israel
Ilustrasi Israel (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Israel telah melarang dua anggota House of Representative (DPR) Amerika Serikat untuk berkunjung negaranya. Pengumuman kontroversial itu diberikan pada Kamis, 15 Agustus 2019, disinyalir atas permintaan Presiden AS Donald Trump.

Kedua anggota DPR itu adalah Ilham Omar dan Rashida Tlaib, seperti dilansir dari VOA Indonesia, Sabtu (17/8/2019).

Mereka merupakan pengecam keras Israel karena perlakuannya terhadap warga Palestina.

Kedua anggota DPR itu sedianya akan berkunjung ke Israel dan beberapa kota di Tepi Barat dalam beberapa hari ke depan.

Wakil Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Hotovely mengatakan, “Kami tidak akan membiarkan orang-orang yang menolak eksistensi kami masuk ke Israel."

"Ini adalah keputusan yang sangat bisa dibenarkan," tambahnya.

Tidak lama sebelum keputusan itu keluar, Presiden Donald Trump mencuit: "Kalau Israel mengizinkan kunjungan Omar dan Tlaib, itu akan menunjukkan kelemahan besar. Kedua orang itu benci pada Israel dan rakyatnya, dan tidak ada apapun yang bisa dilakukan untuk mengubah pendirian mereka."

Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan komentar Trump itu "adalah tanda kebodohan dan penghinaan yang tidak sesuai dengan martabat jabatan kepresidenan."

Pelosi mengatakan, penolakan kunjungan Omar dan Tlaib menunjukkan "kelemahan Israel yang tidak sesuai dengan martabat negara Israel yang besar."

Simak pula video pilihan berikut:

Israel Serang Palestina Saat Idul Adha

Ilustrasi Bendera Israel dan Yerusalem (AFP)
Ilustrasi Bendera Israel dan Yerusalem (AFP)

Sementara itu, Presiden Palestina mengutuk penyerangan yang dilancarkan Israel pada Minggu 11 Agustus di Masjid Al-Aqsa saat umat Muslim melakukan ibadah salat Idul Adha. Upaya yang dilakukan Israel dapat meningkatkan konflik politik pada perselisihan agama.

Dilansir dari kantor berita Palestina WAFA, Juru Bicara Presiden Mahmoud Abbas mengatakan, apa yang dilakukan Israel dapat menjurus kepada kekerasan akibat penyerangan yang dilakukan.

"Kami berpendapat pemerintah Israel bertanggung jawab dari kejadian polisi yang menerobos lapangan Masjid Al-Aqsa dan menyerang para jamaah. Itu adalah sebuah provokasi besar kepada perasaan orang-orang Muslim dan turut membakar situasi serta meningkatkan ketegangan yang akan menyeret pada ranah kekerasan," ujar Nabil Abu Rudeineh, Juru Bicara Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.

Peristiwa penyerangan tersebut terjadi setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netayahu dan pejabat ekstrimis sayap kanan Israel ditekan untuk membolehkan Yahudi fanatis ke daerah suci Muslim pada peringatan hari raya Muslim.

Alih-alih memperbolehkan, polisi Israel justru menyerang jemaah Muslim Palestina dan memaksa mereka keluar dari daerah suci sembari mencegah menjalankan ibadah mereka. Akibat peristiwa ini, puluhan orang luka-luka. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya