Dikritik Dunia, Presiden Brasil Kirim Militer untuk Bantu Padamkan Kebakaran Hutan Amazon

Setelah menuai kritik luas atas kebakaran hutan Amazon, Presiden Brasil kirim tentara untuk bantu memadamkannya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 24 Agu 2019, 15:03 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2019, 15:03 WIB
20151019-Ilustrasi-Kebakaran-Hutan
Ilustrasi Kebakaran Hutan (iStockphoto)

Liputan6.com, Brasilia - Presiden Brasil Jair Bolsonaro akhirnya mengerahkan militer untuk bantu mengatasi kebakaran hutan Amazon, setelah menuai kritik luas dari para pemimpin Eropa pada Jumat 23 Agustus.

Tidak hanya Eropa, dunia internasional secara umum juga marah terhadap Brasil karena rekor jumlah kebakaran di hutan hujan Amazon semakin memperparah krisis lingkungan.

Dikutip dari Al Jazeera pada Sabtu (24/8/2019), Presiden Prancis Emmanuel Macron sempat meminta para pemimpin G7 untuk membahas kebakaran hutan Amazon pada pertemuan puncak akhir pekan ini di salah satu resor pantai terkenalnya, Biarritz.

Bersama Irlandia, Prancis mengancam akan menentang kesepakatan perdagangan Uni Eropa yang dicapai pada Juni lalu dengan blok regional Amerika Selatan, menyusul laporan kebakaran hutan Amazon di Brasil.

Gambar-gambar kebakaran hutan Amazon yang viral, memicu protes di luar kedutaan besar Brasil di seluruh dunia, mulai dari negara-negara Amerika Latin hingga Eropa.

Di ibu kota Siprus, Nicosia, sebuah papan protes ditempelkan di pagar gedung perwakilan diplomatik Brasil, berbunyi: "Amazon milik Bumi,bukan milik presiden Brasil."

Bolsonaro, yang awalnya menuduh berbagai organisasi non-pemerintah sebagai pelaku pembakaran hutan, terbukti tidak bisa memberi bukti.

Dalam pidato terbarunya yang disiarkan oleh televisi setempat pada Jumat, Bolsonaro mengesahkan pengerahan militer untuk memerangi api, dan menghentikan deforestasi ilegal di Amazon.

Hal itu dilakukan bersamaan dengan upaya pemerintahannya untuk memperbaiki hubungan internasional Brasil yang rusak akibat kebakaran hutan Amazon.

 

 

Kebakaran Hutan Terbesar di Dunia

Kebakaran dahsyat di hutan hujan Amazon Brasil (AFP/A. Scorza)
Kebakaran dahsyat di hutan hujan Amazon Brasil (AFP/A. Scorza)

Menurut catatan Lembaga Penelitian Antariksa Nasional (INPE) Brasil, kebakaran hutan hujan Amazon adalah yang terbesar di dunia, dan telah melonjak 83 persen dari kondisi serupa tahun lalu.

Kebakaran itu, menurut para aktivis lingkungan, telah menghancurkan benteng penting dalama melawan perubahan iklim global.

Namun, Bolsonaro justru mengaitkan kebakaran itu dengan cuaca yang lebih buruk dari biasanya, dan tetap mendesak perlunya pengembangan ekonomi Amazon untuk tingkatkan taraf hidup sekitar 20 juta penduduknya.

"Kami harus memberi penduduk kesempatan untuk berkembang dan pemerintah saya bekerja untuk itu, tanpa toleransi terhadap kejahatan, dan itu tidak berbeda dengan lingkungan," kata Bolsonaro dalam pidatonya di televisi.

Di sisi lain, para pencinta lingkungan telah memperingatkan Bolsonaro, bahwa rencananya yang kontroversial itu akan mempercepat deforestasi.

Selain itu, jajak pendapat juga menunjukkan orang-orang Brasil sangat menentang kebijakan Bolsonaro tentang lingkungan. Bahkan, ketika ia menggemakannya di ruang publik, banyak penduduk di kota-kota besar di seluruh Brasil menggedor panci dan wajan sebagai bentuk protes tradisional Amerika Latin.

Akan Dibahas pada Pertemuan G7

Kebakaran Hutan Amazon
Gambar yang diambil oleh NASA Earth Observatory menunjukkan kebakaran hutan yang melanda negara bagian Brasil: Amazonas (kanan-tengah atas), Para (atas kanan), Mato Grosso (kanan bawah) dan Rondonia (bawah tengah) pada 11/8/2019. (AFP/HO)

Kebakaran hutan Amazon tampaknya akan dibahas pada pertemuan para pemimpin G7 di Prancis pada akhir pekan ini, di mana Presiden Macron telah menyerukan penandatanganan piagam untuk melindungi keanekaragaman hayati setempat.

Pemimpin Prancis itu mengatakan "ekosida" sedang berlangsung di Amazon, yang sangat membutuhkan respons internasional.

Kantor presiden Prancis menuduh Bolsonaro berbohong ketika ia mengecilkan kekhawatiran atas perubahan iklim pada pertemuan puncak G20, Juni lalu.

Kini, bersama Irlandia, Prancis berupaya menentang kesepakatan perdagangan bebas yang baru saja dicapai antara Uni Eropa dan negara-negara Amerika Latin, termasuk di dalamnya Brasil.

Kesepakatan bertajuk EU-Mecosur itu membutuhkan waktu 20 tahun untuk bernegosiasi, tetapi tidak akan secara resmi diratifikasi setidaknya untuk dua tahun ke depan.

Para pemimpin bisnis Brasil juga memperingatkan reaksi atas catatan lingkungan setempat, dapat menenggelamkan upaya negara itu untuk bergabung dengan Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), sebuah kelompok internasional yang berbasis di Paris dan terdiri dari 37 negara maju.

Tersengat Kemarahan Internasional

Ilustrasi bendera Brasil (AFP)
Ilustrasi bendera Brasil (AFP)

Tersengat oleh kemarahan internasional, Brasil mendistribusikan surat edaran setebal 12 halaman, ke seluruh kedutaan asing di negaranya, menguraikan data dan statistik yang mempertahankan reputasi pemerintah setempat tentang isu lingkungan.

Setelah pertama kali menganggap kebakaran itu sebagai hal yang alami, kemudian menyalahkan organisasi non-pemerintah tanpa bukti untuk menyalakannya, Bolsonaro tampaknya mengadopsi pendekatan yang lebih serius pada hari Jumat setelah protes internasional.

Dia memanggil anggota kabinet papan atas untuk pertemuan seegera setelahnya, guna membahas tanggapan Brasil atas protes internasional.

Menteri Pertanian Tereza Cristina Dias bersikeras bahwa Brasil "menjaga" Amazon, dan bahwa kekhawatiran internasional tentang kebakaran perlu tidak perlu dibesar-besarkan.

"Berita itu mengkhawatirkan, tetapi saya pikir kita harus menurunkan suhunya. Amazon itu penting, Brasil tahu itu, dan Brasil menjaga Amazon," katanya kepada wartawan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya