Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa seorang asisten rumah tangga yang tewas tergigit oleh anjing majikannya pada 30 Agustus di Cipayung, Jakarta Timur menjadi sorotan masyarakat.
Yayan yang merupakan korban, mengalami luka pada bagian leher, punggung hingga dada. Sesampainya di rumah sakit nyawa lelaki tersebut tidak tertolong.
Anjing yang menyerangnya diketahui merupakan jenis Malinois atau dikenal sebagai anjing Belgia, yang memiliki stamina tinggi. Seperti dilansir dari dogtime, mereka juga dijabarkan mempunyai sifat pintar dan sangat aktif serta unggul dalam banyak tugas.
Advertisement
Selain menjadi hewan peliharaan, anjing Malinois dapat bekerja baik dalam pekerjaan membantu polisi, pencarian dan penyelamatan dan acara pertunjukan yang memamerkan kelincahan.
Rata-rata anjing jenis ini berwarna cokelat kekuningan, merah atau cokelat saja.
Asal Usul
Anjing Malinois merupakan salah satu dari empat jenis anjing gembala Belgia yang dikembangkan di sana pada akhir 1800-an. Tiga jenis lainnya adalah Tervuren, Lekonis dan Groenendael.
Kemudian, seorang peternak --yang juga seorang hakim dan penulis-- Louis Huyghebaert membuat klub bernama 'Malinos' untuk memperluas perkembangan anjing tersebut.
Pada 1897, setahun setelah pembentukkan klub Malinois, Huyghebaert menyarankan anjing gembala harus melakukan kompetisi atau semacam uji coba lapangan untuk menunjukkan kecerdasan, kepatuhan dan kesetiaan mereka.
Sebelum Perang Dunia II, anjing-anjing Belgia yang dipekerjakan oleh polisi setempat memenangkan kompetisi tersebut.
Di akhir dekade, anjing Malinois menjadi sorotan atas pekerjaan mereka di militer agen-agen deteksi narkoba, operasi pencarian dan penyelamatan.
Malanois meduduki peringkat ke-90 di antara 155 ras jenis anjing yang diakui oleh American Kennel Club (AKC) --daftar silsilah anjing ras di AS.
Advertisement
Jadi Anjing Gembala di Belgia
Anjing Malinois digunakan sebagai hewan penjaga pertama oleh polisi Belgia.
Sebelum Perang Dunia II, anjing polisi internasional menjadi sangat populer di Eropa dan jenis Malinois selalu memenangkan sejumlah penghargaan.
Ketika Perang Dunia I pecah, banyak Anjing Belgia yang digunakan militer untuk sejumlah pekerjaan termasuk anjing kurir, anjing Palang Merah dan anjing pernarik gerobak ambulans serta anjing pembawa senapan.
Selama tahun 1920-an dan 1930-an, beberapa Malinois menjadi sorotan di Belgia. Selama dekade pertama abad ke-20, Malionis dan Groenendael adalah jenis anjing gembala Belgia yang populer untuk di ekspor ke negara lain seperti Belanda, Prancis, Swiss, Kanada, Amerika Serikat, Argentina, dan Brasil.
Setelah Perang Dunia I, banyak prajurit Amerika membawa kembali Malinois dan Anjing Gembala Belgia lainnya ke Eropa. Saat itu juga, pendaftaran AKC menjadi meningkat.
Reporter: Aqilah Ananda Purwanti