Perusahaan China Ini Klaim Berhasil Bikin Kloning Kucing Pertamanya

Pria bernama Huang Yu dikabarkan membuat kloning kucing pertama dari perusahaan Sinogene di Beijing.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Sep 2019, 12:29 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2019, 12:29 WIB
Kloning Kucing
Gambar pada 2 September 2019 memperlihatkan staf menggendong anak kucing hasil kloning bernama Garlic di perusahaan Sinogene di Beijing. lmuwan China amat antusias atas keberhasilan kloningan anak kucing ini karena mereka berharap selanjutnya bisa mengkloning panda. (STR/AFP)

Liputan6.com, Beijing - Kehilangan binatang peliharaan adalah momen yang menyedihkan bagi pemiliknya. Seperti dialami pria pengusaha China yang tidak tahan kehilangan kucing kesayangannya, Garlic.

Huang Yu kemudian mencari tahu tempat pembuatan hewan kloning. Ia lalu menemukan perusahaan bernama Sinogene di Beijing.

Kabarnya, perusahaan komersial tersebut sudah melakukan kloning hewan peliharaan yakni 40 anjing. Dengan biaya US$53,000 atau sekitar Rp 749 juta per ekor. 

Garlic II menjadi kloning kucing pertama Sinogene yang sukses. Ia memiliki rupa yang sama dengan aslinya, memiliki bulu berwarna putih dan abu-abu.

Kucing kloning yang lahir pada 21 Juli itu menghabiskan biaya pembuatan sebesar US$35,000 atau berkisar Rp 494 juta.

Dilansir dari New York Times, Jumat (6/9/2019), Yu mengatakan dirinya sudah mengubur Garlic pada Januari. Kucing berusia 2 tahun itu mati akibat Urinary Tract Infections atau mengalami masalah pada saluran kencingnya.

Ia kemudian memutuskan untuk mengkloning Garlic. Mengeluarkannya dari dalam timbunan tanah dan menyimpannya ke dalam freezer, sampai seorang karyawan dari Sinogene datang untuk mengambil sampel DNA kucing kesayangannya itu.

"Dalam hatiku, Garlic tidak tergantikan," kata Yu. "Garlic tidak memiliki anak untuk generasi selanjutnya, jadi aku hanya bisa memilih untuk mengkloning," ujarnya.

Tahap Kloning

Kloning Kucing
Gambar pada 2 September 2019 memperlihatkan anak kucing hasil kloning bernama Garlic di perusahaan China, Sinogene, di Beijing. Perusahaan Sinogene memasang tarif 250.000 yuan atau sekitar Rp500 juta untuk mengkloning Garlic yang baru lahir pada 21 Juli lalu tersebut. (STR/AFP)

Untuk menciptakan kloning kucing seperti Garlic, para ilmuwan mengambil sel-sel kulit asli darinya dan menanamkan ke telur kucing dan menghasilkan 40 embrio kloning.

Chen Benchi, Kepala Tim Eksperimen Sinogene mengatakan kepada Times, bahwa embrio-embrio itu kemudian ditempatkan pada kucing pengganti --yang menyebabkan hamil 'Garlic'.

Meskipun hewan peliharaan telah dikloning di bagian lain dunia, seperti Korea Selatan, Inggris dan Amerika Serikat, para pakar industri mengatakan bahwa kloning kucing pertama China adalah tonggak sejarah untuk sektor kloning komersial.

Selain itu, kloning kucing pertama di China ini juga semakin menarik pemilik hewan peliharaan. Aktris asal Amerika, Barbara Streisand juga pernah membayar sebesar $50.000 atau Rp 706 juta untuk kloning anjing jenis Maltipoo miliknya, Sammie.

Pernah Gagal...

Kloning Kucing
Gambar pada 2 September 2019 memperlihatkan anak kucing hasil kloning bernama Garlic di perusahaan Sinogene di Beijing. Dengan hasil ini, Sinogene menjadi perusahaan berbasis di China yang berhasil menciptakan kucing kloning untuk pertama kalinya. (STR/AFP)

"Faktanya, sebagian besar pelanggan adalah orang-orang muda yang baru lulus dalam beberapa tahun terakhir," kata CEO Sinogene, Mi Jidong kepada AFP. "Apa pun asal usul hewan peliharaan, pemilik akan melihatnya sebagai bagian dari keluarga," ungkapnya.

Pihak Sinogene berharap, dapat menggunakan teknologinya untuk kepentingan publik. Seperti kloning panda raksasa yang terancam punah atau harimau China Selatan, meskipun Mi percaya bahwa upaya 'akan sangat sulit' dan membutuhkan lebih banyak waktu.

Pakar Panda, Chen Dayuan, dari Akademi Ilmu Pengetahuan China, mengatakan kepada AFP bahwa ada kemungkinan melakukan kloning pengganti panda bayi yang tidak serupa dengan aslinya.

Sementara, Garlic II terlihat sempurna. Huang mengakui bahwa dia 'kecewa', karena kehilangan sepetak bulu hitam di dagu, tetapi Huang menambahkan, "Saya juga bersedia menerima bahwa ada situasi tertentu di mana ada batasan pada teknologi," ungkapnya.

 

 

Reporter: Aqilah Ananda Purwanti

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya