Liputan6.com, California - Sebuah asteroid tidak seharusnya meninggalkan jejak berdebu di belakangnya, juga tidak mempunyai kemampuan mengubah warna dirinya sendiri.
Namun, Teleskop Angkasa Luar Hubble milik NASA menangkap fenomena unik dari sebuah batu ruang angkasa tersebut. Ketika sedang melayang di orbitnya, asteroid 6478 Gault kedapatan berganti warna dan menciptakan kawah di tubuhnya sendiri.
Gault ditemukan pada Desember lalu dan dicap sebagai asteroid aktif yang mampu meninggalkan dua jejak di belakangnya, seperti komet. Selain itu, asteroid ini juga berubah warna, dari merah ke biru --dalam spektrum inframerah.
Advertisement
Baca Juga
Pengamatan tersebut dilakukan oleh para astronom di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah: para astronom menyaksikan adanya perubahan warna di asteroid.
Jadi, apa yang menyebabkan Gault berubah warna? Ilmuwan di MIT beranggapan, warna biru muncul dari lapisan atas asteroid yang telah memerah setelah bertahun-tahun karena terpapar sinar matahari.
Para peneliti awalnya berpikir, lapisan luar asteroid yang berdebu akan layu saat batu ini berputar. Salah satu tim periset dari MIT di Department of Earth, Atmosphere and Plan, Michael Marsset, mengatakan bahwa sekitar 10 persen asteroid berputar sangat cepat.
"Artinya, dengan periode rotasi dua hingga tiga jam, kemungkinan besar perputaran ini disebabkan oleh matahari," demikian katanya, seperti dikutip dari Business Insider, Jumat (6/9/2019).
Gault sekarang bersinar dalam semburat biru sebagai hasil dari lapisan asteroid yang kurang teriradiasi (penyinaran).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hilangnya Lapisan Tipis Asteroid
Sementara itu, menurut co-author studi ini, DeMeo, perubahan warna dalam spektrum dapat dicapai dengan menghilangnya lapisan tipis di permukaan asteroid.
Masalahnya, Gault adalah asteroid berbatu yang ditemukan di dalam sabuk asteroid, antara Mars dan Jupiter. "Ini adalah batu yang relatif berukuran sekitar empat kilometer, yang mengorbit matahari dari 344 juta kilometer jauhnya," ujar DeMeo.
Sedangkan untuk komet, benda ruang angkasa ini kerap didefinisikan sebagai es dan debu yang menyatu yang berasal dari daerah dingin di tata surya.
Komet adalah objek antariksa yang beredar mengelilingi matahari, bercahaya seperti bintang, bagian tengahnya bersinar terang, dan berekor panjang menyerupai kabut.
Sedangkan asteroid adalah benda langit kecil, anggota tata surya yang jumlahnya puluhan ribu, menghuni ruang antara planet Mars dan Yupiter.
Ketika komet mendekati matahari, ia akan menjadi lebih panas dan permukaannya mulai meleleh. Es yang mencair itulah yang menjadi materi pembentuk ekor komet.
Kini, para peneliti tengah mengkaji ulang penemuan tentang perubahan warna di tubuh asteroid Gault 6478.
Advertisement