Liputan6.com, Nassau - Bahama mendapatkan perhatian dari berbagai negara di dunia, sebab kepulauan ini terkena dampak terparah Badai Dorian. Tim-tim pencarian dan penyelamatan internasional menyebar di seluruh Pulau Abaco dan Grand Bahamas.
Para kru tersebut telah mulai membersihkan jalan dari puing-puing untuk mendirikan pusat distribusi makanan dan air darurat. Kapal-kapal penjaga pantai dan Angkatan Laut Kerajaan Inggris pun berlabuh di Bahama untuk ikut menolong.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, PBB juga mengirim banyak makanan siap saji dan peralatan komunikasi satelit. Perusahaan pelayaran Royal Caribbean dan Walt Disney, yang biasanya membawa wisatawan untuk berlibur ke resor Bahama, meminjamkan kapal mereka untuk mengirimkan makanan, air, lampu senter, dan bantuan penting lainnya.
Perdana Menteri Bahama, Hubert Minnis, menyebut kerusakan yang disebabkan oleh Badai Dorian merupakan salah satu krisis terbesar dalam sejarah negaranya. Demikian seperti dilansir VOA Indonesia, Jumat (6/9/2019).
Pada Kamis malam, 5 September 2019, jumlah korban tewas di Bahama dilaporkan meningkat menjadi 30 orang, dengan seluruh desa dan pelabuhan 'musnah' dari peta.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Masih Banyak Jasad atau Korban yang Belum Ditemukan
Miami Herald melaporkan kapal bantuan besar pertama dengan makanan dan persediaan lainnya tiba di Bahama barat laut pada hari Kamis. Sebuah kapal pesiar Royal Caribbean membawa perbekalan, yang kemudian dikirim ke darat dengan kapal tunda.
Penjaga Pantai AS mengatakan telah menyelamatkan total 135 orang pada Kamis pagi. Para pejabat mengatakan sebagian besar transportasi melibatkan pengambilan yang terluka ke tempat mereka dapat menerima perawatan.
Sejauh ini ribuan orang masih terlantar tanpa tempat berlindung, air bersih, atau makanan di seluruh Bahama. Di Pulau Abaco, orang-orang yang selamat berkerumun di bagian kiri bandara menunggu untuk diselamatkan karena hampir separuh bangunan rumah penduduk di Abaco dan Grand Bahama rusak atau hancur.
Bahkan di tempat yang biasa disebut The Mudd, kawasan imigran Haiti menetap, jasad-jasad begeletakkan di antara puing-puing.
Satu-satunya bandara internasional Bahama, di Freeport Grand Bahama, mengalami kerusakan parah akibat badai, membuatnya lebih sulit untuk mendapatkan pasokan bantuan ke pulau itu. Terminal utama masih berdiri tetapi banyak dinding yang runtuh.
Advertisement