Liputan6.com, Highland - Dalam cerita rakyat Skotlandia, ada satu makhluk keramat yang dianggap sebagai penghuni Loch Ness, sebuah danau perairan dalam yang berada di Dataran Tinggi Skotlandia. Ia dijuluki monster Loch Ness atau akrab disebut Nessie.
Nessie kerap digambarkan memiliki tubuh besar seperti dinosaurus, leher panjang, dengan satu atau dua punuk yang menonjol dari air.
Kepercayaan populer terhadap Nessie bervariasi, sejak isu ini pertama dibawa ke ranah publik dunia pada 1933. Bukti keberadaannya dianggap anekdotal, dengan beberapa foto yang juga disebut hoaks.
Advertisement
Komunitas ilmiah menganggap monster Loch Ness sebagai fenomena tanpa dasar biologis. Mereka pun menegaskan bahwa penampakan Nessie hanyalah tipuan semata, angan-angan, dan kesalahan identifikasi objek-objek duniawi.
Monster Loch Ness disebut telah menghantui danau Skotlandia selama lebih dari 1.000 tahun -- setidaknya dalam imajinasi, menurut Live Science yang dikutip pada Senin (10/9/2019).
Baca Juga
Namun, sebuah survei ilmiah di perairan Loch Ness menemukan bahwa air di sana tidak mengandung jejak DNA "monster", tidak ada sama sekali. Maka dari itu, studi ini kembali menegaskan bahwa keberadaan Nessie adalah fiktif.
Ahli genetika Neil Gemmell dari Otago University di Selandia Baru mengatakan, sebuah survei DNA lingkungan yang diambil dari Loch Ness tidak menemukan tanda-tanda "monster" yang dimaksud.
Loch Ness juga bukan rumah bagi Nessie si dinosaurus air -- sebuah teori yang digunakan untuk menjelaskan sosok misterius yang dilaporkan telah dilihat beberapa kali sejak 1930-an.
Gemmell mengatakan, jejak DNA lebih dari 3.000 spesies yang hidup di sekitar atau di dalam Loch Ness -- termasuk ikan, rusa, babi, burung, manusia dan bakteri -- tidak menampakkan bukti keberadaan "monster".
"Akan tetapi, kami tidak menemukan si reptil raksasa. Kami tidak menemukan reptil sama sekali," kata Gemmell kepada Live Science.
"Kami menguji berbagai sampel tentang ikan sturgeon raksasa atau ikan lele yang mungkin ada di sini dari waktu ke waktu, tetapi kami juga tidak menemukan itu," imbuhnya.
Satu hal yang peneliti temukan adalah bahwa Loch Ness berisi banyak belut. Selain itu, para ilmuwan menambahkan, penampakan Nessie mungkin adalah penampakan belut yang tumbuh terlalu besar. Meskipun teori ini kemungkinannya sangat kecil.
"Dari 250 sampel air aneh yang kami ambil, hampir setiap sampel memiliki belut di dalamnya," katanya. "Tapi apakah mereka belut raksasa? Aku tidak tahu," katanya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:Â
Dongeng Monster
Monster Loch Ness pertama kali muncul dalam sebuah legenda dari Abad ke-6, ketika seorang biksu Irlandia-Columbia (yang kemudian menjadi santo Katolik) dikisahkan berhasil menaklukan Nessie ketika monster ini menyerang seorang perenang. Biksu tersebut berdoa dan memerintahkan makhluk itu untuk enyah.
Legenda monster di danau Skotlandia ini --salah satu danau terbesar di Inggris, mengandung lebih dari 245 miliar kaki kubik (7 miliar meter kubik) air tawar-- kemudian bertahan hingga 1930-an, ketika sebuah surat kabar Skotlandia melaporkan penampakan Nessie.
Beberapa tahun setelahnya, ada sebuah koran London yang menerbitkan satu foto hitam-putih yang diklaim sebagai binatang buas di Loch Ness. Namun, potret ini lalu diketahui sebagai tipuan semata: kapal selam mainan yang dilengkapi dengan tubuh "ular laut" palsu.
Upaya selanjutnya untuk melacak monster Loch Ness gagal, termasuk pencarian sonar (alat yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menemukan benda dan menentukan letaknya di bawah permukaan air) pada tahun 2003, lapor BBC News.
Kendati demikian, kisah tentang monster Loch Ness terus ada sampai sekarang dan masih banyak orang yang memercayainya.
Ada sebuah industri wisata kecil yang dibangun di desa Drumnadrochit, di tepi Loch Ness. Nessie dilaporkan terus memperlihatkan wujudnya hingga hari ini oleh para wisatawan yang berada di dusun tersebut.
Gemmell mengatakan, dua penampakan monster ada di Kastil Urquhart di samping Loch Ness, beberapa hari sebelum survei Gemmell dimulai.
Advertisement
Survei Loch Ness
Tim ilmiah mensurvei Loch Ness pada Juni 2018, mengambil lebih dari 250 sampel air dari permukaan dan kedalaman danau selama periode dua minggu.
Mereka kemudian memperkuat sejumlah kecil materi genetik DNA untuk mendeteksi spesies tumbuhan dan hewan yang berbeda, dari sel-sel yang tertinggal di perairan danau atau di dalam air yang mengalir dari tanah di dekat danau.
Gemmell mengatakan, sampel menunjukkan hewan dan tumbuhan mana yang telah berinteraksi dengan lingkungan setempat dalam 24 hingga 48 jam sebelumnya.
"Perairan besar ini adalah cara yang sangat bagus untuk memahami lanskap dinamis yang lebih besar," katanya. "DNA Lingkungan adalah cara yang sangat kuat untuk memahami dunia kita yang kaya."
Perburuan monster Loch Ness, Gemmell mengimbuhkan, memberi tim kesempatan untuk memamerkan teknik DNA lingkungan kepada dunia.
Gemmell mengakui bahwa dia skeptis tentang keberadaan monster Loch Ness, bahkan sebelum survei dilakukan, meski hasilnya meninggalkan peluang yang sangat tipis bahwa Nessie kemungkinan masih bisa nyata adanya.
"Sejak awal, aku bilang aku tidak percaya pada monster itu dan aku masih pada posisiku," tegas Gemmell. "Tapi, bukankah akan luar biasa kalau aku juga salah?"