Liputan6.com, Kolombo - Seekor gajah yang tengah ikut serta dalam pawai umat Buddha di Sri Lanka mengamuk. Akibat insiden tersebut, 18 orang dilaporkan terluka.
Stasiun televisi swasta Derana Television menyiarkan rekaman kontes Sabtu 7 September 2019 malam di Kotte, dekat ibu kota Sri Lanka. Detik-detik mengerikan gajah mengamuk pun terekam.
Baca Juga
Seperti diberitakan The Straits Times, Selasa (10/9/2019), detik-detik mendebarkan itu bermula dari prosesi dimulai setelah seorang menteri menempatkan benda suci pada kotak berhias di atas gajah yang dihiasi dengan pakaian merah mengkilap.
Advertisement
Beberapa menit kemudian, seekor gajah lain berlari ke arah depan, memicu orang-orang yang ketakutan berhamburan. Beberapa di antaranya mengenai gajah lain yang berada di depan.
Gajah yang ditabrak orang-orang itu kemudian marah dan berlari, mendorong para penonton. Seorang lelaki yang menunggang binatang jumbo itu bahkan jatuh dan nyaris terinjak-injak.
Pejabat dari dua rumah sakit mengatakan 18 orang yang terluka dibawa ke rumah sakit, 16 di antaranya telah dipulangkan.
Dari dua korban yang masih dalam perawatan, satu di antaranya sedang diobservasi karena diduga mengalami kerusakan pada bagian perut. Seorang lagi dirawat karena telinga yang terluka.
Saksikan Juga Video Berikut Ini:
Gajah Simbol Kemakmuran
Gajah yang dihias adalah daya tarik utama dalam pawai Buddha Sri Lanka.
Keluarga orang-orang kaya biasanya memiliki gajah sebagai simbol kemakmuran, kebanggaan, dan kemuliaan. Mereka lalu mengirim binatang berbelalai kepunyaannya untuk berpartisipasi dalam pawai di seluruh negeri.
Beberapa kuil Buddha juga memiliki gajah.
Advertisement
Pawai Penting untuk Umat Buddha
Pawai ini adalah prosesi tahunan umat Buddha, menandai momen-momen penting dalam kehidupan agama tersebut.
Upacara-upacaranya dikenal rumit dan penuh hiasan. Meski terjadi tragedi, CNNÂ melaporkan bahwa prosesi tersebut selesai sesuai rencana.
Kendati demikian tak diketahui pasti apa yang menyebabkan penyebab utama tiba-tiba gajah yang tenang berlari saat pawai.