Liputan6.com, Jakarta - Hari ini menandai tragedi yang terjadi 18 tahun lalu saat serangan teroris menabrakkan dua pesawat komersial berpenumpang ke menara kembar World Trade Center (WTC). Teror ini dikenal sebagai tragedi 9/11.
Kejadian paling membekas hingga saat ini bagi korban ataupun keluarganya adalah kejadian serangan bom pada 2001. Diketahui World Trade Center (WTC) bukanlah satu-satunya target yang diserang teroris, masih terdapat lokasi lain yang turut menjadi sasaran serangan teror.
Selain ke menara WTC, pesawat berpenumpang yang dibajak teroris juga menabrakkan diri ke markas Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon. Tak hanya itu, pusat pemerintahan Amerika Serikat, Capitol Hill juga menjadi target, meskipun berhasil digagalkan dan menabrak lapangan terbuka daerah Pennsylvania.
Advertisement
Rentetan serangan tersebut bukanlah kali pertama menara WTC diserang teroris. Pada 1993, seseorang meledakkan diri dengan truk yang dikendarainya ke World Trade Center, enam orang tewas dalam kejadian tersebut seperti dilansir India Today (11/9/2019).
Serangan Teror 9/11
Serangan 9/11 adalah kali pertama Amerika Serikat diserang pasukan dari luar setelah pada 1941 Jepang menargetkan Pearl Harbour di Kepulauan Hawaii.
Tragedi tersebut juga merupakan serangan pertama di daratan Amerika Serikat sejak Perang Revolusi di abad ke-18.
Serangan tersebut memberi pelajaran tidak hanya bagi Amerika Serikat, namun bagi seluruh dunia. Pelajaran-pelajaran ini dapat menjadi batu loncatan bagi negara-negara untuk ke depannya dalam menghadapi teror.
Advertisement
1. Semua Negara Rentan Terhadap Serangan Terorisme
Keberanian serta perencanaan yang cermat oleh kelompok teror Al-Qaeda menunjukkan kerentanan pembentukan keamanan di seluruh negara di dunia, termasuk negara adi daya sekalipun.
Konflik yang terjadi antara India dan Pakistan, dunia internasional menyatakan hal tersebut sebagai “perselingkuhan lokal” antar kedua negara. Permusuhan yang telah lama berlangsung serta fanatisme agama masing-masing negara adalah yang memicu perselisihan dan serangan antar pihak yang terjadi.
Untuk pertama kalinya, dunia mendapat pelajaran bahwa terorisme adalah kebijakan beberapa negara dan kelompok yang bercita-cita untuk memeroleh kekuatan politik dengan menyulut fundamentalisme agama.
2. Perlu Memperkuat Keamanan Negara
Memperkuat pertahanan negara melalui aparat berwenang adalah salah satu upaya untuk menekan aksi terorisme. Memperkuat pertahanan dan keamanan adalah kunci untuk menghentikan kejahatan apa saja.
Dalam sebuah video terlhat petugas keamanan memberi izin naik ke pasawat pada para pembajak saat melakukan pekerjaan rutin untuk menyaring pembajak. Dua diantaranya berada dalam daftar pantauan anti-terorisme, bahkan satu orang tak memiliki foto identitas.
Seandainya pemolisian/upaya menjaga dan memelihara ketertiban dilakukan dengan efisien, komplotan teroris tersebut mungkin terungkap dan ditangkap pihak berwenang.
Advertisement
3. Pentingnya Informasi Intelijen
Negara-negara kuat di dunia atau yang mempunyai keinginan untuk menjadi kuat memiliki intelijen yang kuat. Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat atau CIA adalah salah satu yang kuat serta memiliki banyak pengetahuan dari seluruh badan intelijen yang ada di dunia.
Berdasarkan laporan menurut India Today, CIA telah mengirim laporannya ke penasihat keamanan nasional untuk presiden Amerika Serikat saat itu, Condoleeza Rice, beberapa bulan sebelum serangan terjadi. Dalam laporannya, CIA menyebut secara spesifik Al-Qaeda merencanakan serangan ganda dan besar di AS dalam waktu dekat.
Lembaga-lembaga negara di Gedung Putih mengabaikan peringatan teror tanpa menindaklanjuti berbagai laporan yang dikirimkan. Pelajaran yang diambil adalah intelijen plot teror tidak dapat dianggap remeh terlepas dari jumlah laporan yang dikirimkan.
4. Mempelajari Arus Suntikan Dana Teroris
Uang terlibat dalam setiap kasus serangan teror. Pada serangan 9/11, ada uang yang mengalir melalui agen-agen internasional untuk mendanai aksi teror, namun pihak berwenang mengabaikannya.
Hasil penyelidikan serangan 9/11 mengungkapkan uang dikirimkan dari luar neger oleh teroris yang membajak pesawati. Para pembajak mengirim uang ke negara Uni Emirat Arab dalam empat gelombang dalam kurun tiga waktu hari.
Keempat pembayaran dilakukan melalui Western Union, tetapi agen keamanan gagal untuk melihat transaksi.
Akibat kejadian tersebut, perusahaan dan badan yang mengelola keuangan menjadi lebih waspada. Undang-undang pencucian uang di sebagian negara juga telah diperketat.
Advertisement
5. Perjuangan Melawan Teror Masih Panjang
Perang melawan terorisme masih jauh dari selesai. Hal ini adalah pelajaran di berbagai negara, kecuali untuk negara yang mensponsor dan bermain-main dengan teror itu sendiri.
Amerika Serikat tengah berjuang untuk menghancurkan infrastruktur serta kelompok-kelompok teror di Afghanistan dan Timur Tengah. Menurut Global Terrorism Index, 77 negara menyaksikan aksi teror pada tahun 2017, jumlah tersebut hanya setengahnya dari tahun 2014 ketika terdapat 106 negara menjadi korban terorisme.
Pelajaran dari serangan 9/11 adalah lembaga keamanan nasional dan internasional tidak dapat menurunkan penjagaan kapan pun dalam perjuangan mereka melawan terorisme.
Penulis: Hugo Dimas