Liputan6.com, Riyadh - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), menjadi tuan rumah untuk menyambut delegasi Evangelis Kristen Amerika pada Selasa, 10 September 2019, menurut media pemerintah yang dikutip dari Arab News, Jumat (13/9/2019).
Kunjungan itu dilakukan menjelang peringatan 11 tahun serangan teroris 11 September 2001 di Amerika Serikat, di mana sebagian besar teroris pembajak yang menabrakkan pesawat jet ke menara kembar di New York diidentifikasi sebagai warga negara Arab Saudi.
Advertisement
Baca Juga
MBS bertemu dengan para delegasi, yang dipimpin oleh seorang Israel-Amerika, Joel Rosenberg, di istananya di kota Jeddah sebelah barat, kata pejabat resmi Saudi Press Agency.
"Saya merasa terhormat bisa kembali ke kerajaan Arab Saudi untuk yang kedua dalam waktu kurang dari setahun," kata Rosenberg di Twitter. "Kami bertemu (dengan) Yang Mulia Raja Mahkota, (dan) pejabat senior lainnya untuk membahas terorisme, perdamaian, kebebasan beragama dan hak asasi manusia."
Para utusan itu juga bertemu Pangeran Khalid bin Salman, wakil menteri pertahanan kerajaan Arab Saudi, dan Sekretaris Jenderal Muslim World League Mohammed al-Issa.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kunjungan Balasan
Mohammed bin Salman (MBS) pernah menjadi tuan rumah bagi delegasi serupa yang dipimpin oleh Rosenberg yang melakukan perjalanan pada November lalu ke Arab Saudi.
Sebelumnya, para pemimpin di kerajaan konservatif ini telah mendekati sejumlah perwakilan agama Kristen dalam beberapa bulan terakhir.
Pada April 2018, Arab Saudi menjamu Kardinal (pejabat tinggi Vatikan yang diangkat oleh Paus) Prancis, Jean-Louis Tauran, yang memimpin Vatican's Pontifical Council for Interreligious Dialogue (Dewan Kepausan Vatikan untuk Dialog Antaragama).
Tauran, yang wafat pada Juli 2018, dipandang sebagai tokoh penggerak yang aktif menggelar pertemuan antara Gereja Katolik dan pemuka Islam.
Pada November 2017, kepala Gereja Maronite (Lebanon), Beshara Rai, melakukan kunjungan resmi ke Arab Saudi di mana ia bertemu Raja Salman dan MBS.
Pangeran Mohammed, pewaris takhta Saudi, telah berusaha untuk memproyeksikan citra moderat kerajaannya yang keras pada akhir-akhir ini.
Namun, ia masih harus menghadapi kritik global karena dianggap 'menjerat' hak asasi manusia di Arab Saudi, termasuk memenjarakan aktivis dan kritikus politik.
Advertisement