Muncul Setiap 13 September, Ini Mitos Urban Tentang Harvest Moon

Harvest Moon muncul setiap tahun pada 13 malam di bulan September. Fakta ini tak lepas dari mitos urban.

oleh Afra Augesti diperbarui 13 Sep 2019, 20:10 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2019, 20:10 WIB
Keindahan Bulan Purnama di Langit Israel
Bulan terbit di bawah pohon palem di Herzeliya, Selasa 30 Januari 2018. (AP Photo / Ariel Schalit)

Liputan6.com, Montgomery - Di Belahan Bumi Utara pada Jumat malam ini akan ada kemunculan Harvest Moon, Bulan purnama yang posisinya paling dekat dengan titik balik (ekuinoks) musim gugur.

Selain itu, kehadiran Harvest Moon juga dianggap istimewa karena perbedaan waktu antara terbitnya Bulan dan malam, lebih pendek dari biasanya. Harvest Moon pada tahun ini cenderung lebih kecil, namun warnanya cerah -- oranye kekuningan.

Harvest Moon mendapatkan namanya dari cahaya ekstra yang dipancarkannya untuk para petani di Belahan Bumi Utara ketika musim panen tiba. Demikian seperti dikutip dari inpurespirit.com, Jumat (13/9/2019).

Harvest Moon juga punya alias lain, yaitu Wine Moon, karena pada waktu inilah buah anggur menjadi gemuk dan siap untuk dipetik. Selain itu, Harvest Moon disebut pula Singing Moon, karena banyak festival lokal yang diadakan untuk menandai kedatangan Bulan.

Ada pun Elk Call Moon dan Full Corn Moon dari suku-suku asli Amerika. Sedangkan beberapa orang Eropa mungkin menyebutnya Gypsy Moon. Orang China menjulukinya Chrysanthemum Moon karena ilusi perubahan warna yang dipancarkan oleh sinarnya.

Bangsa Celtic memanfaatkan momen kehadiran Harvest Moon untuk menandai waktu sebelum Samhain dan menganggapnya sebagai berkah. Samhain festival Gaelic yang menandai akhir musim panen dan awal musim dingin.

Secara tradisional, acara ini dirayakan dari 31 Oktober hingga 1 November, ketika terbit fajar sampai terbenamnya matahari --sekitar setengah jalan antara ekuinoks musim gugur dan ekuinoks musim dingin.

Dalam perayaan itu, mereka memanen hasil ladang mereka, berpesta pora, bernyanyi, menari dan minum anggur.

Pada zaman dahulu, Bangsa Norse (orang Jerman Utara dari Abad Pertengahan Awal) mencatat bahwa Harvest Moon merupakan Bulan purnama pertama setelah musim salju pertama di musim dingin.

Mereka menganggap Harvest Moon sebagai Bulan paling kuat dalam setahun dan dikaitkan dengan Dewa Penipu dan Pengacau Loki.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Posisi Bulan Menentukan Warna Sinarnya

Harvest Moon
Harvest Moon. (Pixabay)

Untuk garis lintang tengah, Bulan tampak hanya sekitar 25 hingga 30 menit kemudian setiap hari sebelum dan sesudah Harvest Moon.

Untuk garis lintang utara yang sangat tinggi, di malam-malam setelah Harvest Moon penuh, pengamat langit bisa melihat Bulan keluar di timur, segera setelah matahari terbenam. Bulan akan muncul selama atau mendekati senja, sekitar waktu Harvest Moon.

Karena orbit Bulan di sekitar Bumi tidak berbentuk lingkaran sempurna, jarak Harvest Moon dari Bumi -- dan ukuran nyata di langit kita -- sedikit berbeda dari tahun ke tahun.

Pada 2019, Harvest Moon adalah Bulan mikro atau Bulan mini, yakni Bulan purnama paling jauh dan terkecil yang terjadi pada 2019. Namun pada empat tahun lalu -- 28 September 2015 -- Harvest Moon menjadi supermoon terdekat dan terbesar.

Terlepas dari jaraknya, Harvest Moon akan tetap terlihat berwarna oranye terang kekuningan. Itu karena Bulan selalu berada di dekat cakrawala.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya