Liputan6.com, Houston - Perdana Menteri India, Narendra Modi, hadir dalam sebuah kampanye Donald Trump di Houston, Texas, pada Minggu, 22 September 2019.
Dalam rapat umum tersebut, ia bahkan berpidato untuk menyuarakan tindakan pemerintahnya di Kashmir dan menuduh Pakistan menyembunyikan para teroris.
"Apakah itu serangan 9/11 di Amerika atau serangan 26/11 di Mumbai, di mana komplotannya ditemukan? Waktunya telah tiba untuk perang melawan terorisme dan mereka yang mendukung terorisme," katanya dikutip dari The Guardian, Selasa (24/9/2019).
Advertisement
Baca Juga
"Saya ingin menekankan di sini bahwa Presiden Trump berdiri teguh menentang hal tersebut."
Donald Trump duduk di barisan depan ketika Modi mengatakan kepada massa yang bersorak-sorai di atrium tentang keputusannya untuk menghapus semua otonomi dari Kashmir yang dikelola India dan berupaya untuk membawa kemajuan dan hak yang lebih baik bagi rakyatnya.
Namun di satu sisi, India tengah menghadapi kritik internasional atas apa yang terjadi di Kashmir. Ribuan orang dilaporkan ditahan dan akses ke layanan seluler atau internet diputus bagi jutaan orang di sana.
Kehadiran Narendra Modi di Texas menandai pertama kalinya ia membahas keputusan untuk menghapus status khusus Kashmir di panggung dunia dan mengikuti retorika sengit berbulan-bulan dari Pakistan.
Ia pun mengklaim wilayah yang disengketakan itu dan berusaha untuk mengangkat isu ini ke PBB.
Selain itu, Trump pun menyampaikan di hadapan para pendukungnya bahwa ia berkomitmen untuk melindungi "warga sipil tak berdosa dari ancaman terorisme Islam radikal."
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Howdy Modi
Sekitar 50.000 orang India-Amerika menghadiri reli bertajuk "Howdy Modi!" tersebut. Donald Trump, yang diperkenalkan oleh Modi sebagai "teman saya, seorang teman India, seorang presiden Amerika yang hebat", mendapat tepuk tangan meriah di acara di Houston, kubu Demokrat di Texas yang didominasi Republik.
Modi, yang terpilih kembali sebagai PM India pada tahun ini dengan suara mayoritas, menikmati dukungan luas di antara orang India, baik di dalam maupun luar negeri, terutama di kalangan kelas menengah, kata Manoj Joshi, seorang peneliti di Observer Research Foundation --thinktank yang berbasis di New Delhi.
"Dia sangat populer, terutama ketika menyangkut diaspora India di AS di mana terdapat banyak diaspora Gujarati, dari negara bagian asalnya," ucap Joshi.Â
Rapat umum tersebut diadakan ketika Kashmir masih berada di bawah tekanan. Di luar stadion tempat "Howdy Modi" digelar, pengunjuk rasa menuduh pemerintah PM India ini melakukan pelanggaran HAM terhadap penduduk Kashmir.
Modi menyampaikan pidato di Houston hanya beberapa hari sebelum pertemuan Majelis Umum PBB di New York dibuka, di mana perdana menteri Pakistan, Imran Khan, juga hadir.Â
Meskipun penghapusan status khusus Kashmir sedang menghadapi pertentangan besar, tetapi Modi mendapat dukungan secara luas di tempat lain di India.
Advertisement