Penyandera Nelayan Indonesia di Filipina Minta Uang Tebusan

Keluarga salah satu dari tiga nelayan Indonesia yang baru-baru ini diculik telah menerima permintaan tebusan dari para penyandera.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 03 Okt 2019, 15:56 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2019, 15:56 WIB
20161010-Pengusaha Ikan Muara Baru Mogok Massal-Jakarta
Ilustrasi kapal nelayan (Liputan6.com / Gempur M Surya)

Liputan6.com, Sabah - Keluarga salah satu dari tiga nelayan Indonesia yang baru-baru ini diculik di luar negeri telah menerima permintaan tebusan dari para penyandera.

Komisaris Polisi Sabah, Malaysia, Datuk Omar Mammah mengatakan, menurut rekan-rekan mereka di Filipina, para penculik telah menelepon beberapa hari setelah insiden 23 September 2019, di mana para nelayan diculik di perairan timur Sabah Malaysia.

Mereka dikabarkan disandera di Filipina selatan.

"Tapi kami tidak diberi tahu berapa banyak tebusan yang diminta penculik," katanya, seperti dikutip dari the Star Malaysia, Kamis (3/10/2019).

Para penculik mendesak keluarga itu untuk mengumpulkan uang agar melakukan pembayaran secepat mungkin, tambah Komisaris Polisi Sabah.

Tujuh penculik dengan senjata berat dari Filipina menculik tiga pria Indonesia dari kapal pukat ikan yang terdaftar di Sandakan di perairan Tambisan, Malaysia, sekitar tengah hari, pada 23 September.

Korban diketahui bernama Samiun Maniu (27), Maharuydin Lunani (48), dan Muhammas Farhan (27).

Para penculik membawa para nelayan ke gugus pulau Tawi Tawi sebelum menuju ke Jolo, Filipina selatan.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini. 

Simak video pilihan berikut:

Tentara Malaysia Merespons

Bendera Malaysia (AFP PHOTO)
Bendera Malaysia (AFP PHOTO)

Sementara itu, pada 2 Oktober, Komando Keamanan Sabah Timur (Esscom) telah memobilisasi aset ke daerah-daerah utama setelah laporan intelijen Filipina mengindikasikan orang-orang bersenjata yang terkait Abu Sayyaf sedang dalam perjalanan ke Sabah untuk menculik target bernilai tinggi untuk tebusan.

Komandan Esscom Datuk Huzani Ghazali mengatakan mereka waspada setelah laporan intelijen pada 30 September.

Laporan intelijen menunjukkan sembilan pria bersenjata Abu Sayyaf meninggalkan kubu Jolo mereka dan menuju Pulau Mataking dan Pom Pom di Semporna.

Menurut laporan itu, kelompok itu menargetkan turis dan awak kapal penangkap ikan.

Mataking, yang dihiasi dengan resor liburan, dekat dengan perbatasan laut gugus pulau Tawi Tawi Filipina.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya