PM Jepang Ingin Bertemu Kim Jong-un untuk Selesaikan Masalah Rudal dan Penculikan

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan bahwa ia ingin bertemu dengan pimpinan Korea Utara dalam waktu dekat.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Okt 2019, 15:52 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2019, 15:52 WIB
Presiden Korea Selatan (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kanan) di KTT G-20 tahun 2019 (AFP/Ludovic Marin)
Presiden Korea Selatan (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kanan) di KTT G-20 tahun 2019 (AFP/Ludovic Marin)

Liputan6.com, Tokyo - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan bahwa ia ingin bertemu dengan pimpinan Korea Utara, untuk menyelesaikan mengenai masalah warga Jepang yang diculik oleh agen-agen Korea Utara, sekaligus membahas perihal peluncuran rudal.

"Saya bertekad untuk bertatap muka langsung dengan Ketua Kim Jong-un, untuk menyelesaikan masalah penculikan yang sangat penting," ujar PM Abe dalam pidato kebijakannya.

Dikutip dari Al Jazeera, Jumat (4/10/2019), Jepang mengatakan bahwa 17 warganya diculik, lima di antaranya dipulangkan. Korea Utara kemudian menyatakan delapan di antaranya tewas sementara empat lainnya tak pernah masuk ke negara tersebut.

PM Shinzo bersumpah untuk menyelesaikan masalah ini sampah semuanya jelas dan para warga yang terculik bisa kembali ke Jepang.

Simak Video Pilihan Berikut:

Jepang Terus Merasa Terancam dengan Korea Utara

PM Jepang Shinzo Abe saat konferensi pers bersama Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih (7/6) (AFP PHOTO)
PM Jepang Shinzo Abe saat konferensi pers bersama Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih (7/6) (AFP PHOTO)

Jepang dan Korea Utara telah menjadi 'musuh' selama beberapa dekade. Selama masa-masa itu, Korea Utara terus mengancam akan menghancurkan Jepang. Bahkan, Korea Utara telah menguji coba rudal ke laut dekat Jepang serta melewati atas Jepang.

Kamis 3 Oktober 2019 lalu, Korea Utara mengatakan bahwa pihak mereka telah berhasil melakukan uji coba penembakan rudal balistik terbaru yang diluncurkan oleh kapal selam dari laut, untuk menjaga diri dari ancaman eksternal dan peningkatkan sistem pertahanan diri menjelang pembicaraan nuklir baru dengan Amerika Serikat.

Jepang pun mengecam uji coba tersebut, mereka mengatakan bahwa jika rudal tersebut mendarat di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Jepang, maka Korea Utara melakukan pelanggaran terhadap aturan PBB.

Perbedaan dengan Korea Selatan

Bendera Korea Utara dan Korea Selatan berkibar berdampingan - AFP
Bendera Korea Utara dan Korea Selatan berkibar berdampingan - AFP

Peluncuran tersebut merupakan tindakan provokatif oleh Korea Utara sejak mereka memulai dialog dengan AS pada 2018 lalu, dan mengingatkan bahwa Pyongyang punya kemampuan senjata yang telah dikembangkan secara agresif.

"Melihat situasi Korea Utara, kami akan mengutamakan keselamatan rakyat, sambil bekerja sama dengan AS serta dengan komunitas internasional," Ujar PM Shinzo dalam pidatonya.

Selain itu, masalah awal Korea Utara dengan Korea Selatan pada bagian perang, perdagangan, dan keamanan, PM Shinzo menegaskan untuk Seoul mematuhi janji ke Tokyo.

Pada Oktober lalu, Mahkamah Agung Korea Selatan meminta perusahaan Jepang untuk memberikan kompensasi kepada warga Korea yang dipaksa bekerja di tambang dan pabrik mereka selama Perang Dunia II.

Jepang mengatakan masalah itu diselesaikan dengan perjanjian pada 1965, yang menyebutkan keputusan pengadilan sebagai pelanggaran hukum internasional.

"Korea Selatan adalah tetangga yang penting, Saya mau mereka menepati janji yang dibuat antar negara, berdasarkan hukum internasional," tambah PM Abe.

 

Reporter: Windy Febriana

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya