Liputan6.com, London - Perdana Menteri Boris Johnson dan mitranya dari Irlandia Leo Varadkar akan bertemu untuk pembicaraan membahas proposal Brexit dari Inggris.
Pihak pemerintah Inggris memungkinkan terjadinya "diskusi terperinci" pada proses negosiasi kesepakatan tersebut.
Dilansir dari BBC, Kamis (10/10/2019), Johnson mengatakan dia tetap optimis namun juga berhati-hati mengenai kesepakatan tersebut.
Advertisement
Tetapi pada hari Rabu, 9 Oktober 2019, para pemimpin Uni Eropa menuduh Inggris terlalu mengedepankan ide-ide yang belum diuji, pihaknya menambahkan bahwa kemajuan menuju kesepakatan baru cukup terbatas.
Sentimen serupa diungkapkan pada hari Selasa, 8 Oktober 2019, oleh Varadkar, yang menyarankan akan "sangat sulit" bagi Inggris dan Uni Eropa untuk mencapai perjanjian Brexit sebelum batas waktu 31 Oktober.
Pertemuan antara kedua pemimpin akan berlangsung di sebelah barat laut Inggris, dan Mr Johnson masih bersikeras Inggris akan meninggalkan Uni Eropa dengan atau tanpa kesepakatan pada akhir bulan.
Baca Juga
Itu terlepas dari apa yang disebut Benn Act - disahkan oleh anggota parlemen bulan lalu - menuntut ia meminta penundaan batas waktu Pasal 50 dari UE sampai Januari 2020 jika kesepakatan belum disepakati sebelum 19 Oktober.
Pada hari Rabu, Sekretaris Bisnis, Andrea Leadsom mengatakan bahwa PM bersiap-siap untuk menghilangkan segala hambatan hukum untuk Brexit, dengan mengirim satu surat permohonan perpanjangan dan mengirimkan memo kedua yang mengatakan kepada para pemimpin Eropa bahwa ia tidak menginginkannya.
Ditanya pada program Peston ITV, apakah gagasan mengirim dua surat ke UE adalah sebuah celah, Leadsom menjawab: "Tentu saja."
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Polemik Perjanjian Brexit
Johnson mengajukan proposal baru untuk kesepakatan Brexit pekan lalu, tetapi Varadkar mengatakan "celah besar" tetap ada antara Inggris dan Uni Eropa.
Memperbarui anggota parlemen tentang keadaan pembicaraan, kepala negosiator Uni Eropa, Michel Barnier, mengatakan dia percaya jika ada "itikad baik" dari kedua sisi, maka akan ada kesepakatan menjelang pertemuan puncak Uni Eropa akhir bulan ini.
Namun dia menambahkan: "Terus terang dan berusaha bersikap objektif, kita tidak benar-benar dalam posisi di mana kita dapat menemukan kesepakatan."
Setelah itu, lanjutnya, Inggris mengusulkan untuk mengganti "solusi yang dapat dijalankan, praktis dan legal" untuk menghindari perbatasan Irlandia yang keras dengan "yang hanya solusi sementara".
Mr Barnier mengatakan alternatif yang disarankan Inggris untuk Irlandia, yang akan melihat pemeriksaan pabean terhadap barang impor dilakukan jauh dari perbatasan tempat bisnis atau secara elektronik, "belum diuji" dan "sebagian besar didasarkan" pada pengecualian untuk usaha kecil dan teknologi yang "belum dikembangkan ".
Advertisement