Liputan6.com, Tokyo - Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (10/10/2019), Meteorological Agency di Jepang mengatakan Topan Hagibis --badai ke-19 musim ini-- sudah masuk ke wilayah Tokai dan Kanto. Angin kemudian bergerak ke utara melalui Tohoku.
Topan itu, yang dianggap setara dengan badai Kategori 4 pada skala lima, dilaporkan membawa angin kencang dan hujan lebat merata di Negeri Sakura. Demikian seperti dikutip dari Japan Times, Jumat (10/10/2019).
Dalam konferensi pers pada Jumat pagi, pejabat Meteorological Agency Yasushi Kajihara mengatakan, Hagibis dapat memicu rekor curah hujan yang setara dengan topan mematikan pada 1958, yang memicu tanah longsor di Kanto dan membanjiri Sungai Kano di Prefektur Shizuoka. Kala itu, 888 orang tewas dan 381 lainnya hilang.
Advertisement
Baca Juga
Gangguan transportasi besar juga akan terjadi selama akhir pekan ini. East Japan Railway Co. mengumumkan mereka akan menangguhkan banyak perjalanan kereta mulai Sabtu besok.
Jalur Shonan-Shinjuku, misalnya, ditutup sepanjang hari bersamaan dengan rute utama lainnya, termasuk Chuo, Yamanote, Saikyo, dan Keihin Tohoku.
Sementara itu, Central Japan Railway Co. (JR Central) mengatakan akan membatalkan semua layanan shinkansen antara Tokyo dan Nagoya sepanjang Sabtu. Sedangkan West Japan Railway Co (JR West) merencanakan penangguhan antara Shin-Osaka dan stasiun Okayama mulai Sabtu sore.
Pasar swalayan waralaba Ito Yokado mengatakan akan menutup 124 gerai di Tokyo, Kanagawa, Chiba, Saitama, Ibaraki, Gifu, Shizuoka, dan prefektur Aichi sepanjang Sabtu.
Toserba Isetan Mitsukoshi Holdings melakukan hal serupa, toko-toko mereka di Shinjuku, Ginza dan Ebisu akan ditutup pada Sabtu.
Tak hanya itu, taman bermain Tokyo Disneyland dan Tokyo DisneySea, tak beroperasi pada hari yang sama. Ini adalah pertama kalinya sejak gempa besar Jepang Timur terjadi pada 2011.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Isi Penuh Tempat Penampungan Air
Kenzo Takeba, seorang petani loquat di Minamiboso mengatakan kota tempat tinggalnya belum siap untuk bencana alam lainnya. Sebesar 90 persen pohon yang ditanamnya sudah hancur akibat hantaman topan.
“Satu-satunya hal yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan badai kuat lainnya adalah menutupi atap yang rusak dengan lembaran plastik biru dan mengenakan karung pasir. Kita benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa lagi," ungkapnya.
Di satu sisi, Direktur Japan Bosai Society (Pencegahan Bencana) Shigeo Kannaka, mendesak semua orang agar berhati-hati terhadap pemadaman listrik dan air yang berkepanjangan karena badai.
Kannaka merekomendasikan untuk mengisi bak mandi, ceret dan ember dengan air yang nantinya dapat digunakan untuk menyiram toilet dan memenuhi keperluan rumah tangga lainnya.
"Lampu senter, lentera dan radio portabel juga akan berguna jika terjadi kegagalan daya," katanya.
Advertisement