Liputan6.com, Manila - Korban tewas akibat gempa bumi kuat di Filipina selatan telah meningkat menjadi tujuh orang. Demikian kata para pejabat bencana dan kepolisian pada Selasa 29 Oktober 2019, ketika gempa susulan terus melanda banyak bagian Mindanao.
Sejumlah media masih menyebut korban tewas akibat gempa bumi tersebut enam orang.
Baca Juga
Gempa bermagnitudo 6,6 itu melanda pada Selasa pagi, merusak gedung-gedung, menumbangkan kabel listrik dan memicu tanah longsor di area tengah pulau selatan Filipina.
Advertisement
Seorang anak berusia tujuh tahun dan ayahnya yang berusia 44 tahun termasuk di antara mereka yang terbunuh di Provinsi Cotabato Utara setelah mereka dihantam batu besar, kata para pejabat bencana.
Pihak berwenang mengatakan jumlah korban jiwa bisa meningkat lebih lanjut karena banyak yang terluka tidak segera dibawa ke rumah sakit.
"Sangat menyedihkan melihat kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi," ujar seorang pejabat bencana di Cotabato Utara, Abril Espadera seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (30/10/2019).Â
Menurut Abril Espadera, gempa bumi merobohkan rumah-rumah runtuh dan bangunan-bangunan di provinsi itu, termasuk sekolah.
"Getaran yang lebih kecil mengguncang penduduk yang gelisah sepanjang hari dan mereka yang takut untuk kembali ke rumah mereka mendirikan tenda untuk berlindung di dekat halaman sekolah," kata Espadera.
Di Kota Magsaysay di Provinsi Davao del Sur, tim penyelamat berusaha menemukan tiga jasad setelah tanah longsor di dua kota terpisah melanda sebagian wilayah pertanian, kata polisi.
Â
Gempa Terbesar Kedua
Gempa, yang besarnya awalnya disebut bermagnitudo 6,7 ​​(sebelumnya disebut 6,8 oleh ahli geologi Filipina) oleh Pusat Seismologi Eropa-Mediterania, adalah gempa kuat kedua yang mengguncang Mindanao dalam dua pekan.
Kabel-kabel listrik bergoyang di kota Davao, kota asal Presiden Rodrigo Duterte, tempat orang-orang bergegas menyelamatkan diri. Beberapa di antaranya pingsan karena ketakutan.
"Gempa itu juga memicu pemadaman listrik di dekat kota General Santos," kata media.
Beberapa sekolah di daerah tersebut juga menangguhkan aktivitas belajarnya.
Kantor Duterte menyerukan warga untuk tenang, sementara pihak berwenang memobilisasi semua lembaga pemerintah untuk melakukan penilaian kerusakan dan mengoordinasikan operasi penyelamatan dan bantuan.
Pihak berwenang telah menandai risiko tanah longsor setelah gempa magnitudo 6,3 pada 16 Oktober di Mindanao tengah, yang menewaskan tujuh orang dan melukai lebih dari 200 orang.
Gempa bumi kerap terjadi di Filipina, yang berada di jalur Cincin Api Pasifik yang aktif secara geologis.
Advertisement
KBRI Manila: Tak Ada Korban WNI pada Gempa Filipina
Penhumas dan Media KBRI Manila Agus Buana mengatakan bahwa sejauh ini tak ada korban dalam gempa bumi tersebut.
"Alhamdulillah belum ditemukan korban jiwa dan tidak ada WNI terdampak," kata Penhumas dan Media KBRI Manila Agus Buana dalam keterangan tertulisnya.
Dalam pesan tersebut, ia juga menyebutkan lokasi gempa yang mengguncang Filipina.
"Selasa pagi ini pukul 04.44, telah terjadi gempa berkekuatan 6,8 skala Richter dengan kedalaman 7 km bawah laut dan 25 km Timur Laut Kotabato-Mindanao, Filipina Selatan."