Larangan Topeng Halloween Belum Disahkan, Hong Kong Bersiap Hadapi Protes Keras

Hong Kong bersiap-siap untuk Hallowen yang gaduh dan berbahaya imbas demonstran yang menyamar bersama pengunjung klub.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Okt 2019, 11:03 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2019, 11:03 WIB
Ribuan Siswa Sekolah Turun ke Jalan Ikut Demo Hong Kong
Para siswa sekolah mengenakan topeng dan helm berjalan di luar St. Paul's College selama protes di Hong Kong, Selasa (3/9/2019). Puluhan ribu siswa di Hong Kong memprotes terhadap gerakan anti-pemerintah. (AP Photo/Kin Cheung)

Liputan6.com, Hong Kong - Hong Kong bersiap-siap untuk Hallowen yang gaduh dan berbahaya pada Kamis (30/10/2019).

Hal itu terjadi karena ribuan demonstran pro-demokrasi banyak menggunakan topeng wajah yang dilarang. Serta, mereka berencana untuk bergabung dengan pengunjung klub yang berpakaian mewah/bertopeng untuk perayaan halloween di distrik hiburan malam Lan Kwai Fong. 

Para pengunjuk rasa mengatakan mereka akan membentuk barisan tanpa izin polisi dari sebuah taman di distrik perbelanjaan Causeway Bay, seperti dilansir news.yahoo.com.  

Para demosntran tersebut akan melalui jalan-jalan bar yang padan di Wan Chai menuju kaki bukit yang curam di atas Central.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Target Hiburan Malam

5 Spot Wisata Malam yang Menarik di Hong Kong
The Symphony of Lights Hong Kong.

Setiap akhir pekan bar-bar di daerah Lan Kwai Fong tumpah ruah ke jalan-jalan oleh para pengunjung klub malam dan keluarga asing dari luar Hong Kong. 

Daerah itu sudah penuh bahkan tanpa aktivis yang melempari bom bensin ke polisi, membakar benda-benda di sekitar, dan menghancurkan bangunan-bangunan yang ada selama lima bulan protes.

Sebuah penyerbuan di tengah malam pada Malam Tahun Baru pada tahun 1992, ketika ribuan orang berkumpul/berkonsentrasi. Akibatnya, 20 orang tewas dan beberapa lainnya terluka imbas dari insiden tersebut.

Sementara itu, bulan ini pemimpin Hong Kong, Carrie Lam melarang pengunjuk rasa mengenakan masker di bawah undang-undang darurat era kolonial Inggris yang disadarkan kembali, tetapi hanya sedikit yang memperhatikan.

Sementara itu, topeng Halloween belum dilarang untuk dikenakan. Hal itu akan menyulitkan polisi untuk mengidentifikasi pengunjuk rasa dan bukan.

"Berdasarkan pengalaman masa lalu, majelis yang tidak sah seperti itu akan menimbulkan ancaman serius bagi ketertiban umum dan keselamatan publik," kata pernyataan itu, seperti dilansir .

"Polisi telah mengingatkan toko-toko di sekitarnya untuk tetap mengikuti situasi terbaru dan tutup lebih awal jika perlu sehingga dapat terhubung dengan operasi Polisi, memastikan keselamatan jiwa dan properti," tambah polisi dalam keterangan.

Pemicu dan Imbas Protes yang Bergulir

Jelang HUT China, Demo Hong Kong Kian Panas
Polisi bentrok dengan demonstran di Hong Kong, Minggu (29/9/2019). Dalam bentrokan tersebut demonstran melempari batu dan bom bensin ke arah aparat. (AP Photo/Gemunu Amarasinghe)

Protes dipicu oleh RUU ekstradisi yang sekarang ditarik. Hal itu menjerumuskan kota Hong Kong ke dalam krisis terbesar dalam beberapa dekade.

Serta, turut menimbulkan tantangan populis terbesar bagi Presiden Cina, Xi Jinping sejak ia berkuasa pada 2012.

Para pengunjuk rasa Hong Kong marah pada apa yang mereka lihat sebagai meningkatnya campur tangan Beijing di Hong Kong.

Hal itu ditandai oleh pemerintah yang kembali dari Inggris ke pemerintahan Cina pada tahun 1997 di bawah formula "satu negara, dua sistem" dan dimaksudkan untuk menjamin kebebasan yang tidak terlihat di daratan (China). 

Sementara itu, China menyangkal campur tangan dan justru menuduh pemerintah asing, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, menimbulkan masalah.

Lam mengatakan ia bersiap pada pertumbuhan ekonomi negatif di pusat keuangan Asia tahun ini, sebagian sebagai akibat dari kerusuhan.

"Realitas yang semakin keras sejak Juni telah menyakiti ekonomi Hong Kong," kata Lam dalam sebuah pidato. 

"... apa yang dimulai sebagai protes damai, ciri khas hak dan kebebasan Hong Kong, telah berubah menjadi tindakan kekerasan oleh perusuh," tambahnya.

Dengan pengunjung yang terhalang oleh kekerasan/demonstrasi berbulan-bulan, banyak perusahaan kecil di seluruh kota sudah ditutup. Atau, sedang berjuang untuk mendapatkan keuntungan.

 

Reporter: Hugo Dimas

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya