Demo Hong Kong Diwarnai Serangan Pisau, 5 Orang Terluka

Lima orang terluka dalam serangan pisau di lokasi protes pro-demokrasi di Hong Kong pada Minggu, 3 November 2019 waktu setempat.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 04 Nov 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2019, 10:00 WIB
Demonstrasi Hong Kong (20/10).
Demonstrasi Hong Kong (20/10). (Source: AP/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Hong Kong - Lima orang terluka dalam serangan pisau di lokasi protes pro-demokrasi Hong Kong pada Minggu, 3 November 2019 waktu setempat. Serangan itu terjadi di mal Cityplaza di distrik Tai Koo di Pulau Hong Kong.

Otoritas rumah sakit setempat mengatakan, empat pria dan satu wanita terluka, dengan dua di antaranya dalam kondisi kritis, demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (4/11/2019).

Salah satu korban luka adalah seorang anggota dewan lokal. Telinganya digigit sebagian oleh penyerang pria yang belum diketahui identitasnya, yang kemudian dilumpuhkan oleh para saksi yang lewat di mal.

Saksi mata mengatakan, penyerang berbahasa Mandarin itu menghunus pisau setelah pertengkaran bernuansa politik dengan orang-orang di mal itu, yang merupakan tempat protes pro-demokrasi pada hari sebelumnya.

Anggota dewan setempat, Andrew Chiu Ka-yin, dilaporkan berusaha mencegah penyerang meninggalkan tempat kejadian ketika pria itu menggigit sebagian telinganya. Saksi mata mengatakan, penyerang itu dipukuli habis-habisan oleh orang yang lewat, sebelum polisi Hong Kong menangkap pria itu.

Salah satu korban, seorang wanita, mengatakan kepada South China Morning Post, tersangka menarik pisau setelah berdebat dengan saudara perempuannya dan suaminya, yang juga terluka. Media Free Press Hong Kong melaporkan, penyerang itu adalah pendukung pro-Beijing yang berbahasa Mandarin.

Hong Kong telah mengalami lima bulan demonstrasi yang terkadang disertai kekerasan oleh aktivis pro-demokrasi, yang pertama kali turun ke jalan untuk memprotes RUU yang akan memungkinkan ekstradisi ke daratan China. Tetapi, demonstrasi berkembang menjadi pemberontakan yang lebih luas, memprotes apa yang mereka tuduh sebagai campur tangan Beijing terhadap eks-koloni Inggris tersebut.

Simak video pilihan berikut:

Protes Berlanjut di Hong Kong

Lelah Berunjuk Rasa, Penolak RUU Ekstradisi Hong Kong Tidur di Jalanan
Seorang wanita memegang bendera Inggris ketika para demonstran beristirahat di sepanjang jalan utama dekat Gedung Dewan Legislatif saat menggelar protes terkait RUU Ekstradisi di Hong Kong, Senin (17/6/2019). (AP Photo/Vincent Yu)

Gelombang protes pro-demokrasi berlanjut akhir pekan ini, beberapa hari setelah seorang aktivis terkenal, Joshua Wong, dilarang maju dalam pemilihan umum lokal. Polisi menembakkan gas air mata pada hari Minggu ke kerumunan demonstran di pinggiran timur Taikoo Shing, rumah bagi Cityplaza tempat penikaman terjadi.

Tanpa akhir yang terlihat, para pemimpin China memberi isyarat minggu lalu bahwa mereka sedang bersiap untuk mengubah cara pemerintah pusat dalam mengelola Hong Kong.

Shen Chunyao, direktur Hong Kong and Macau Basic Law Commission mengatakan kepada wartawan bahwa para pejabat sedang mencari cara untuk "menyempurnakan" seputar kewenangan Kepala Eksekutif Hong Kong, termasuk bagaimana dia diangkat dan diberhentikan. Dia tidak menjelaskan apa yang sebenarnya bisa berubah.

Bulan lalu, pemimpin salah satu kelompok pro-demokrasi terbesar Hong Kong dibawa ke rumah sakit setelah diserang, tampaknya dengan palu. Foto-foto di media sosial menunjukkan Jimmy Sham dari Front Hak Asasi Manusia Sipil berbaring di jalan, berlumuran darah.

Dari rumah sakit, aktivis itu mengatakan dia "tetap berkomitmen pada cita-cita damai tanpa kekerasan."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya