12-11-1968: Pembantaian My Lai Terkuak, Noktah Hitam AS pada Perang Vietnam

Seymour Hersh menguak salah satu aib paling memalukan dalam sejarah Amerika Serikat: pembantaian My Lai.

oleh Afra Augesti diperbarui 12 Nov 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2019, 06:00 WIB
Helikopter militer AS menyemprotkan Agent Orange pada Perang Vietnam (US Army / Wikimedia / Creative Commons)
Helikopter militer AS menyemprotkan Agent Orange pada Perang Vietnam (US Army / Wikimedia / Creative Commons)

Liputan6.com, Washington DC - Rahasia kelam yang ditutup rapat-rapat selama 18 bulan akhirnya terkuak pada 12 November 1969, hari ini 45 tahun silam. Jurnalis investigatif Seymour Hersh mengungkap salah satu aib paling memalukan dalam sejarah Amerika Serikat: pembantaian My Lai.

Rakyat AS terguncang saat membaca kabar di media yang menggambarkan para tentara kebanggaan mereka sebagai pembunuh berdarah dingin. Efeknya sungguh luar biasa, membalik persepsi publik terhadap Perang Vietnam.

Gerakan protes untuk mendesak mundur pasukan-pasukan Amerika makin marak. Kejahatan perang ini terjadi pada 16 Maret 1968. Pagi itu, para serdadu Charlie Company (Kompi C), Brigade ke-11, menyerbu masuk ke My Lai.

Mereka membunuh warga desa, meracuni air sumur, dan membakar rumah-rumah. Para penyerbu membunuh 504 orang, tak pandang bulu. Orang tua, perempuan, anak-anak, bahkan bayi sekalipun.

Sejumlah wanita diperkosa sebelum dihabisi nyawa mereka. Dengan bayonet dan pisau, tentara AS memotong telinga, leher, lidah atau menguliti kepala korban.

Desa My Lai bak rumah jagal. Saat kekejaman itu terjadi, Do Thi Tuyet masih berusia 8 tahun. "Ibu, ayah, kakak laki-laki, dan tiga saudara perempuanku, semua tewas," kata Tuyet, seperti Liputan6.com kutip dari USA Today, (12/11/2019).

Anak tertua berusia 10 tahun, yang termuda baru 4 tahun. Tuyet masih ingat, adiknya yang berusia 4 tahun sedang sarapan saat tentara-tentara itu menyerbu masuk.

Bocah malang itu tewas dengan mulut penuh nasi. "Mereka melemparku ke sebuah parit yang penuh dengan mayat. Aku berlumuran darah dan otak. Lalu tentara-tentara itu menembaki selokan," kenangnya.

Peluru mengenai punggung Tuyet, membuat sisi kanan tubuhnya lumpuh. Selama puluhan tahun, trauma membayangi Tuyet. Namun, dia memilih bangkit. Dia berhasil menjadi ahli farmasi, menikah, dan sudah dikaruniai dua anak.

Kala tragedi itu terjadi, tak ada yang bisa menyelamatkan warga desa dari nasib buruk, meski ada tiga tentara Amerika Serikat berupaya mati-matian menghentikan rekan mereka yang merajalela dan membunuh para korban hingga terluka karena berkelahi dengan teman sendiri.

Mereka adalah pilot helikopter Hugh Thompson yang berhasil menyelamatkan beberapa warga. Teman sesama awak helikopternya, Glenn Andreotta dan Lawrence Colburn, dengan senjata mesin melindungi Thompson dalam aksi penyelamatan ini.

"Mereka dianggap pengkhianat, namun setelah kabar pembantaian My Lai terkuak, Angkatan Darat menganggap mereka pahlawan," demikian menurut LIFE.

Fotografer tentara, Ron Haeberle, juga punya andil dalam pengungkapan itu. Ia yang berharap memotret pertempuran AS dan Viet Cong justru mengabadikan pembantaian dan penderitaan yang tak bisa diwakili dengan kata-kata.

Akhirnya, hanya satu orang yang dipersalahkan atas pembantaian tersebut.

Pada 31 Maret 1971, pengadilan militer AS menjatuhi hukuman seumur hidup bagi William Calley. Akan tetapi, ia hanya menjalani tahanan selama 3,5 tahun di Fort Benning, Georgia sebelum mendapat pengampunan dari presiden AS saat itu, Richard Nixon.

Sejarah lain mencatat, pada 12 November 1867, Gunung Vesuvius meletus. Meski dampaknya tak separah yang terjadi pada Abad ke-79 Masehi --yang mengubur kota Pompeii dengan abu panas.

Lalu pada 1923, Adolf Hitler ditahan atas tuduhan percobaan kudeta.

Sementara pada 12 November 1948, PM Jepang dan 7 orang lainnya divonis gantung oleh pengadilan internasional.

Kemudian pada 1996, Boeing 747 milik maskapai Saudi Arabian bertabrakan dengan pesawat kargo Kazakhtan Illyushin II-76 dekat New Delhi, India, menewaskan 349 orang.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya