Penembakan 7 Jam di Hotel Mewah Dekat Istana Presiden Somalia, 10 Orang Tewas

Lima pria bersenjata bersenjata menguasai penjaga keamanan dan menyerbu hotel kelas atas SYL, di ibu kota Mogadishu, Somalia.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 11 Des 2019, 11:05 WIB
Diterbitkan 11 Des 2019, 11:05 WIB
Penembakan Senjata Api
Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Liputan6.com, Mogadishu - Serangan mematikan melanda sebuah hotel di ibu kota Somalia Mogadishu pada Selasa 10 Desember 2019. Setelah pertempuran selama tujuh jam, ketegangan berakhir dengan tiga warga sipil dan dua tentara tewas, 

Mengutip CNN, Rabu ( 11/12/2019), serangan itu dimulai ketika lima pria bersenjata bersenjata menguasai penjaga keamanan dan menyerbu hotel kelas atas SYL, menurut polisi dan pejabat pemerintah.

"11 orang terluka, termasuk dua anggota pasukan keamanan negara itu," kata polisi.

"Para penyerang, yang diklaim oleh kelompok teroris Al-Shabaab, mulai menembaki pasukan keamanan Somalia," kata perwira polisi Ali Abdi.

Para pejabat mengatakan bahwa seluruh penyerang yang berjumla lima orang tewas dalam baku tembak di hotel mewah Somalia.

"Pasukan keamanan akhirnya menyelesaikan operasi yang telah mereka lakukan di hotel SYL, seluruh dari 5 penyerang tewas, (dan) 5 orang tewas dalam serangan itu," kata juru bicara pemerintah Ismail Mukhtar twit awal Rabu.

"Orang-orang dievakuasi dari hotel," katanya juga.

Al Shabaab Mengklaim

Kelompok Al Shabaab
Kelompok Al Shabaab. (Ilustrasi Al Shabaab)

SYL berada dekat dengan istana presiden. Tempat itu populer ditempati anggota parlemen Somalia dan pejabat keamanan, menurut polisi setempat.

Hassan Ahmed, yang berada di gedung terdekat ketika serangan itu berlangsung, mengatakan kepada CNN bahwa dia mendengar suara ledakan datang dari dalam hotel.

Al Shabaab telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para anggotanya melakukan serangan seperti yang direncanakan.

CNN tidak dapat mengkonfirmasi klaim tersebut. Sementara polisi memperingatkan korban tewas bisa meningkat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya