Jubir Menlu China Akhirnya Angkat Bicara soal Kasus Klaim Wilayah Natuna

Jubir Menteri Luar Negeri China pun akhirnya mengeluarkan pernyataan soal kasus klaim wilayah perairan Natuna.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 08 Jan 2020, 11:04 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2020, 11:04 WIB
Kapal Nelayan Natuna
Kapal nelayan Natuna. (Dok. Ajang Nurdin)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus klaim wilayah perairan Natuna antara pihak Indonesia dan China terus berlanjut.

Masalah ini diawali dengan masuknya sejumlah kapal nelayan Negeri Tirai Bambu ke perairan Natuna yang merupakan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Apalagi mereka dikawal kapal coast guard atau penjaga pantai Tiongkok.

Pemerintah Indonesia telah melayangkan protes keras terhadap China terkait keberadaan kapal asing di Laut Natuna. Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga telah mengeluarkan pernyataan tegas, bahwa tidak ada kompromi soal kedaulatan Indonesia.

Tahun 2020 sebetulnya merupakan peringatan ke-70 hubungan diplomatik antara China dan Indonesia. Harusnya tahun ini menjadi tahun penting untuk pembangunan nasional di kedua negara. Namun, masalah klaim perairan Natuna ini tampaknya membuat hubungan justrru memanas. 

Menanggapi hal ini, juru bicara atau jubir Menteri Luar Negeri China, Geng Shuang, akhirnya angkat bicara. 

Dalam pidato tahunannya, ia menyampaikan bahwa hubungan diplomatik antara kedua negara sebenarnya membawa banyak keuntungan. Berbagai upaya bersama untuk mencapai tujuan yang sama pun telah dilakukan. 

Khususnya menjawab soal Natuna, Geng Shuang mengharapkan bahwa China dan Indonesia bisa terus menjaga perdamaian dan stabilitas regional.

"Mengenai beberapa perkembangan maritim baru-baru ini yang Anda tanyakan, China dan Indonesia telah berkomunikasi satu sama lain melalui saluran diplomatik. China dan Indonesia adalah mitra strategis yang komprehensif. Di antara kami, persahabatan dan kerja sama adalah arus utama sementara perbedaan hanyalah cabang," jelas Menlu Shuang dalam keterangan tertulis, seperti dikutip dari fmprc.gov.cn, Rabu (8/1/2020).

Presiden Jokowi telah menindak tegas masalah ini. Ia menegaskan bahwa tak akan ada kompromi lagi soal klaim Natuna. 

"Tidak ada yang namanya tawar-menawar mengenai kedaulatan, mengenai teritorial negara kita," ucap Jokowi dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara Jakarta, Senin, 6 Januari 2020.

Ketika menjawab pertanyaan mengenai tindakan tegas Presiden Jokowi, Shuang hanya mengungkapkan bahwa China dan Indonesia mampu menyelesaikan masalah ini melalui jalur dialog damai. 

"Sebagai negara pesisir Laut China Selatan dan negara-negara besar di kawasan ini, China dan Indonesia memikul tugas penting menjaga perdamaian dan stabilitas regional. Tiongkok selalu memandang hubungan bilateral dengan Indonesia dari perspektif strategis dan jangka panjang. Kami percaya Indonesia juga akan memiliki gambaran yang lebih besar tentang hubungan bilateral dan stabilitas regional, menyelesaikan perbedaan dengan China, dan menumbuhkan suasana dan kondisi yang menguntungkan untuk merayakan peringatan ke-70 hubungan diplomatik kami," papar Geng Shuang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya