Pemimpin Tertinggi Iran Sebut Negara Eropa Antek Amerika

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut negara-negara Eropa sebagai antek Amerika.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 18 Jan 2020, 15:52 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2020, 15:52 WIB
Ayatollah Ali Khamenei
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei memimpin doa terakhir untuk komandan Pasukan Quds Qassem Soleimani yang gugur dan rekannya yang tewas dalam serangan drone AS, di Universitas Teheran, Senin (6/1/2020). (IRANIAN SUPREME LEADER'S WEBSITE / AFP)

Liputan6.com, Tehran - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Jumat 17 Januari 2020 menuduh pemerintah Inggris, Prancis dan Jerman sebagai "antek Amerika". Tuduhan itu disampaikan di tengah tekanan AS atas perjanjian nuklir.

Amerika Serikat telah mengancam untuk mengenakan tarif 25 persen pada impor mobil Eropa jika pemerintah Uni Eropa terus mendukung kesepakatan nuklir, menurut Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer.

Dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (18/1/2020), perjanjian tahun 2015 itu dibuat di Wina antara Iran dengan Prancis, Inggris, Jerman, Amerika Serikat, China dan Rusia.

Tetapi perjanjian tersebut terancam bubar sejak Presiden Donald Trump secara sepihak menarik Amerika Serikat pada tahun 2018, sebelum memberlakukan kembali serangkaian sanksi ekonomi yang semakin intensif terhadap Iran.

Sebagai tanggapan, Tehran telah secara progresif mengurangi sejumlah komitmen utamanya pada perjanjian yang secara drastis membatasi kegiatan nuklirnya.

Inggris, Prancis dan Jerman pada hari Selasa mengumumkan bahwa mereka memulai apa yang disebut mekanisme perselisihan untuk mencoba membawa Iran kembali ke kepatuhan penuh dengan komitmennya berdasarkan perjanjian tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Punya Sejarah Permusuhan

Khamenei Kutbah Idul Fitri Sambil Bawa Senapan
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei membawa senapan saat menyampaikan kutbah Idul Fitri di Imam Khomeini Mausoleum, Teheran, Rabu (5/6/2019). Khamenei menyinggung inisiatif perdamaian Palestina-Israel yang digagas Presiden AS Donald Trump. (HO/Iranian Supreme Leader's Website/AFP)

Selama khotbah salat Jumat di Tehran, Khamenei menuduh pemerintah "jahat" Inggris, Prancis dan Jerman mengancam Iran untuk membawa masalah nuklir ke Dewan Keamanan (PBB).

Pemimpin tertinggi Iran itu mengatakan peluncuran mekanisme perselisihan itu dilakukan untuk membela aksi pembunuhan Jenderal top Iran Qasem Soleimani dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad, dan pembalasan Iran berikutnya.

Pekan lalu, Iran melepaskan satu tembakan rudal ke pasukan AS yang ditempatkan di pangkalan militer Irak, yang melukai 11 tentara Amerika.

Khamenei menuduh pemerintah Eropa memiliki sejarah permusuhan dengan Iran.

"Ketiga negara ini adalah yang selama (perang Iran-Irak) membantu Saddam Hussein sebanyak yang mereka bisa," katanya, merujuk pada mantan diktator Irak dan musuh lama Iran.

"Sudah terbukti sekarang, setelah sekitar satu tahun, bahwa mereka, dalam arti sebenarnya, adalah antek Amerika, dan pemerintah-pemerintah pengecut ini menunggu negara Iran untuk menyerah," katanya.

"Bahkan ketika mereka bernegosiasi, negosiasi mereka dinodai dengan tipu daya? Mereka yang berada di belakang meja perundingan, para pria itu, sama dengan para teroris di bandara Baghdad" yang membunuh Soleimani, katanya.

"Mereka tidak bisa dipercaya."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya