Kirim Balik 150 Kontainer Sampah, Malaysia Tolak Jadi Tempat Pembuangan Dunia

Malaysia tegas menolak impor sampah.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Jan 2020, 18:05 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2020, 18:05 WIB
Menteri Lingkungan Malaysia Yeo Bee Yin meninjau kontainer sampah ilegal.
Menteri Lingkungan Malaysia Yeo Bee Yin meninjau kontainer sampah ilegal. Dok: AP

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Malaysia telah mengirim balik 150 kontainer sampah plastik ke negara-negara kaya seperti Prancis dan Inggris sejak akhir 2019. Menteri Lingkungan Malaysia Yeo Bee Yin menolak negaranya menjadi tempat pembuangan dunia.

"Jika orang-orang ingin melihat kita sebagai tempat pembuangan dunia, mimpi saja," ujar Menteri Yeo saat melakukan inspeksi di pelabuhan Penang.

Dilansir AP News, Senin (20/1/2020), Menteri Yeo mengatakan, sampah seberat 3.737 ton telah dikirim balik ke negara pengirimnya. 200 pabrik daur ulang plastik ilegal juga ditindak.

Setelah memulangkan 150 kontainer, sisa 100 kontainer lagi akan dikirim pertengahan 2020. Malaysia tidak mengeluarkan biaya dalam pengiriman balik sampah itu.

Negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menjadi tujuan sampah plastik sejak China mencekal impor sampah plastik di 2018.

"Posisi kita sangat jelas. Kita akan mengembalikannya dan kita ingin memberikan pesan bahwa Malaysia bukan tempat pembuangan di dunia," ujar Yeo.

Menteri Yeo berjanji pemerintah Malaysia akan memperkuat langkah melawan impor sampah plastik ilegal. Koordiansi antar badan pemerintah juga akan dilakukan agar proses pengembalian sampah makin cepat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Daftar Negara Pengirim Sampah

Ilustrasi foto sampah plastik.
Ilustrasi foto sampah plastik. (iStockphoto)

Berikut daftar negara pengirim 150 kontainer sampah ke Malaysia berdasarkan keterangan Kementerian Lingkungan Malaysia.

Prancis: 43 kontainer

Inggris: 42 kontainer

Amerika Serikat: 17 kontainer

Kanada: 11 kontainer

Spanyol: 10 kontainer

Sisanya berasal dari Hong kong, Jepang, Singapura, Portugal, China, Bangladesh, Sri Lanka, dan Lithuania.

Untuk sisa kontainer yang masih ada di Malaysia, di antaranya ada 60 asal AS, 15 dari Kanada, 14 dari Jepang, 9 dari Inggris, dan 8 dari Belgia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya