Liputan6.com, Wuhan - Ratusan warga negara asing telah dievakuasi dari Kota Wuhan di China, pusat wabah Virus Corona.
Selandia Baru akan bekerja sama dengan Canberra untuk membawa 53 warganya pulang bersama para pengungsi Australia.
Australia berencana untuk mengarantina 600 warganya yang telah kembali, selama dua minggu di Pulau Christmas - sekitar 2.000 km (1.200 mil) dari daratan. Demikian seperti dimuat oleh BBC, Rabu (29/1/2020).
Advertisement
"Pengungsi Australia diharuskan menetap di Pulau Christmas selama dua minggu," kata Perdana Menteri Scott Morrison.
Pengumuman itu kemudian memicu kontroversi karena pulau itu terkenal sebagai pusat penahanan imigrasi yang baru dibuka kembali, yang dikritik karena kondisinya.
Saat ini, pulau tersebut hanya menampung satu keluarga asal Sri Lanka yang beranggotakan empat orang. Sedangkan, fasilitas itu dibangun untuk menampung lebih dari 1.000 orang.
Wilayah eksternal tersebut, yang lebih dekat ke Indonesia daripada daratan Australia memang telah lama memiliki reputasi buruk.
Sejak 2003, tempat tersebut telah menjadi wilayah bagi Australia dalam menahan para pencari suaka, di mana kondisi tersebut turut dikritik oleh PBB.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Karantina oleh Negara Lain
Sekitar 200 warga negara Jepang telah diterbangkan dari Wuhan dan telah mendarat di bandara Haneda Tokyo.
Sekitar 650 lainnya mengatakan mereka ingin dipulangkan, dan pemerintah Jepang mengatakan penerbangan selanjutnya sedang direncanakan.
Menurut media Jepang, beberapa dari mereka kembali dengan menderita demam atau batuk. Semua akan dibawa ke rumah sakit, terlepas dari apakah mereka menunjukkan gejala atau tidak.
Mereka kemudian akan diuji di bangsal karantina sebelum akhirnya bisa pulang, dan akan diberitahu untuk tidak meninggalkan rumah mereka sampai hasilnya diketahui.
Sedangkan, pada hari Rabu, 240 orang Amerika - termasuk para pekerja konsulat AS setempat - juga telah meninggalkan kota Wuhan.
Mereka mungkin harus tetap berada di ruang tunggu bandara selama dua minggu.
Advertisement