Mohammed Allawi Terpilih Jadi Perdana Menteri Baru Irak

Irak akhirnya memiliki perdana menteri yang baru sejak berlangsungnya aksi protes selama berbulan-bulan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 02 Feb 2020, 10:01 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2020, 10:01 WIB
Presiden Barham Salih (kanan) bersama dengan PM Irak baru Mohammed Allawi (kiri).
Presiden Barham Salih (kanan) bersama dengan PM Irak baru Mohammed Allawi (kiri).(Source: Iraqi Presidency Media Office, via AP)

Liputan6.com, Baghdad - Irak telah menunjuk perdana menteri baru setelah melewati masa demonstrasi dan protes selama kurang lebih empat bulan.

Dikutip dari BBC, Minggu (2/1/2020), Mohammed Tawfiq Allawi, mantan menteri komunikasi, telah diangkat Presiden Irak Barham Salih sebagai Perdana Menteri.

Pendahulunya Adel Abdul Mahdi mengundurkan diri pada November, di tengah demonstrasi massa anti-pemerintah yang mana telah membuat ratusan pengunjuk rasa tewas.

Allawi sekarang memiliki waktu satu bulan untuk membentuk pemerintahan baru, yang akan dipimpinnya hingga pemilihan awal. Dia segera menyatakan dukungan untuk protes.

Awal pekan ini, media lokal melaporkan bahwa Presiden Saleh telah memberi sebuah ultimatum kepada parlemen untuk memutuskan perdana menteri baru sebelum ia mengambil keputusan sendiri, setelah para kandidat sebelumnya ditolak oleh para pemrotes.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Beri Dukungan Bagi Demonstran

Presiden Barham Salih (kanan) bersama dengan PM Irak baru Mohammed Allawi (kiri).
Presiden Barham Salih (kanan) bersama dengan PM Irak baru Mohammed Allawi (kiri). (Source: Iraqi Presidency Media Office, via AP)

Dalam sebuah video yang dirilis di akun media sosialnya pada hari Sabtu, Allawi mengumumkan bahwa ia telah dicalonkan dan meminta warga Irak untuk terus memprotes sampai tuntutan mereka dipenuhi.

"Jika bukan karena pengorbanan dan keberanianmu, tidak akan ada perubahan di negara ini," katanya. "Aku percaya padamu, dan untuk alasan ini aku akan memintamu untuk terus memprotes."

Dia berjanji untuk bertanggungjawab mereka atas kematian para pemrotes yang dalam upaya mereka memerangi korupsi.

Allawi, yang adalah Syiah, belajar dan bekerja di Libanon dan Inggris sebelum memasuki politik Irak setelah invasi tahun 2003. Sebelumnya, ia menjabat sebagai menteri komunikasi sebanyak dua kali.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya