Virus Corona COVID-19 Merajalela di Penjara China, Ratusan Napi Tertular

Jeruji besi di China tak menjamin keamanan dari Virus Corona COVID-19.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 22 Feb 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2020, 08:00 WIB
Dalam lawatannya ke Indonesia pada 2-3 Oktober 2013, Presiden Xi Jinping mengusulkan konsep Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 atau 21st Century Maritime Silk Road
Dalam lawatannya ke Indonesia pada 2-3 Oktober 2013, Presiden Xi Jinping mengusulkan konsep Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 atau 21st Century Maritime Silk Road

Liputan6.com, Wuhan - Penjara di beberapa lokasi di China menjadi tempat penyebaran Virus Corona (COVID-19). Di satu penjara Wuhan, provinsi Hubei, dilaporkan ada 230 kasus positif virus tersebut. 

Dilansir South China Morning Post, Jumat (21/2/2020), Kementerian Kehakiman China menyebut 230 kasus positif itu terjadi di penjara perempuan Wuhan, lalu ada 41 kasus positif di penjara Shayang Hanjin, bahkan ada satu kasus di penjara anak.  

Ada lagi 34 kasus positif di Penjara Shilifeng di provinsi Zhejiang. Di provinsi Shandong, ada 200 positif dan 10 kasus suspect Virus Corona di Penjara Rencheng. 

Partai Komunis China mengirim tim untuk menginvestigasi kasus di Penjara Rencheng. Ditemukan ada petugas yang menunjukan gejala virus ini pada awal Februari. Sebanyak 2.077 orang yang terdiri atas pegawai dan napi diuji kesehatannya. 

Hasilnya, 200 napi dan tujuh pegawai penjara positif Virus Corona.

Direktur administrasi penjara Kementerian Kehakiman China, He Ping, menjelaskan bahwa kasus-kasus itu berasal dari luar penjara. Tidak ada narapidana yang meninggal akibat Virus Corona dan yang tertular diisolasi.

Dua pegawai penjara di provinsi Wuhan dipecat akibat kasus ini. Tujuh pejabat penjara dipecat di Shandong akibat gagal mencegah penyebaran Virus Corona, sementara dua pejabat penjara dicopot di provinsi Zhejiang.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Luhut: Ada Virus Corona, Indonesia Kehilangan 2 Juta Turis Asal China

Melihat Para Turis Berlibur di Pantai Kuta Bali
Dua turis berjemur di pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Sebelum menjadi objek wisata, Kuta merupakan sebuah pelabuhan dagang tempat produk lokal diperdagangkan kepada pembeli dari luar Bali. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengakui mewabahnya virus Corona begitu menghantui ekonomi negara-negara berkembang tak terkecuali Indonesia. Di Indonesia sendiri terbukti telah terjadi penurunan devisa akibat berkurangnya wisatawan dari Negeri Tirai Bambu.

"Ke Indonesia dampaknya memang penurunan devisa untuk tourism karena turis Tiongkok 2 juta orang menurun," kata dia di Jakarta, Kamis, 20 Februari 2020. 

Dia menyebut, ada sekitar 137 juta turis China bekontribusi ke dunia. Indonesia menjadi negara tujuan terkecil hanya sekitar 2 juta atau lebih. Sementara turis China yang melancong ke Singapura dan Jepang masing-masing tercatat sebanyak 6 juta.

"Kita baru 2 juta aja udah ribut. (Tapi) itu memberikan kontribusi pada perdagangan, lapangan kerja dan sebagiannya. Ini harus segera kita perbaiki," kata dia.

Mantan Menko Polhukam itu menambahkan, pengaruh ekonomi China kepada dunia sekarang sudah hampir 18 persen. Padahal jika bercermin dari kasus SARS yang menimpa China beberapa lalu kontribusinya baru mencapai 4 persen terhadap dunia.

"Jadi lebih 4 kali, hampir 5 kali lebih besar skala ekonomi Tiongkok hari ini dari pada tahun 2003.Jadi ini punya dampak besar ke kita. Jadi mungkin dalam 2 bulan ke depan kalau kita tidak hari hati menata itu akan berpengaruh ke ekonomi dalam negeri kita," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya