Pakar Kesehatan Peringatkan Potensi Virus Corona Meluas di Amerika

Kasus Virus Corona COVID-19 dikonfirmasi di Amerika Serikat sebanyak 57 kasus, dan 6 dinyatakan sembuh.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Feb 2020, 18:38 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2020, 18:38 WIB
Menkes AS Alex Azar (tengah) didampingi dua petinggi CDC, Robert Redfield (kiri) dan Nancy Messonier dalam konferensi pers COVID-19 di Washington, 28 Januari 2020.
Menkes AS Alex Azar (tengah) didampingi dua petinggi CDC, Robert Redfield (kiri) dan Nancy Messonier dalam konferensi pers COVID-19 di Washington, 28 Januari 2020. (Foto: AFP/Getty/Samuel Corum)

Liputan6.com, Bethesda - Para pejabat kesehatan Amerika Serikat, memperingatkan bahwa Virus Corona yang sedang mewabah di dunia, pada suatu saat akan meluas juga di beberapa daerah di Amerika. Bahkan ketika kini mitra-mitra di Eropa dan Asia berjuang mengatasi wabah penyakit baru tersebut.

“Ini bukan pertanyaan tentang apakah ini akan terjadi atau tidak, tetapi lebih pada pertanyaan soal kapan tepatnya wabah ini akan terjadi, dan berapa banyak orang di negara ini yang mengidap penyakit parah,” ujar Dr. Nancy Messonier di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika (Centers for Disease Controls and Prevention/CDC) kepada wartawan, Selasa 25 Februari 2020.

Melansir dari VOA Indonesia, Rabu (26/2/2020), CDC menyerukan kepada warga Amerika untuk bersiap menambah langkah darurat baru untuk menanggapi hal ini hingga minggu ini, dengan memusatkan perhatian pada penyakit yang sebagian besar terjadi di China dan beberapa negara tetangga.

Dalam perkembangan lainnya ada sejumlah daerah lain di luar China di mana wabah ini meluas, meningkatkan kekhawatiran para pejabat di negara-negara terkaya di Eropa dan Asia dan juga di negara-negara yang memiliki sumber daya yang lebih sedikit.

Pihak berwenang masih belum mengetahui secara pasti bagaimana sebaiknya menangani wabah ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Uji Klinis Pertama untuk Perawatan Virus Corona Dimulai

Dr, Andre Kalil dari Pusat Medis Universitas Nebraska yang akan memimpin uji klinis virus korona, berbicara di Omaha, Nebraska, 25 Februari 2020.
Dr, Andre Kalil dari Pusat Medis Universitas Nebraska yang akan memimpin uji klinis virus korona, berbicara di Omaha, Nebraska, 25 Februari 2020. (Foto:AP)

Pejabat-pejabat kesehatan Amerika mengatakan uji klinis pertama atas kemungkinan pengobatan virus korona sedang dilakukan di Nebraska dan diperkirakan akan mencakup 400 pasien di 50 lokasi di seluruh dunia.

Sebagian pasien dalam penelitian internasional itu akan menerima obat anti-viral Remdesivir, sementara sebagian lainnya menerima plasebo. Beberapa kajian lainnya, termasuk yang mengkaji obat yang sama, sudah berlangsung secara internasional.

Andre Kalil, yang mengawasi penelitian di Pusat Medis Universitas Nebraska, mengatakan uji klinis itu dikembangkan sebagai tanggapan terhadap wabah virus yang berasal dari China itu. Pasien penderita virus korona atau COVID-19 yang dirawat di rumah sakit akan memenuhi syarat untuk ikut serta dalam percobaan itu jika mereka sedikitnya memiliki gejala virus tersebut. "

Tujuannya adalah membantu orang-orang yang paling membutuhkan,’’ ujarnya.

Empat belas orang yang dievakuasi dari kapal pesiar di Jepang kini sedang dirawat di Pusat Medis Universitas Nebraska. Dua belas di antara mereka positif mengidap COVID-19. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya