Liputan6.com, Jakarta - Tidak banyak yang diketahui tentang cumi-cumi raksasa misterius, yakni makhluk besar yang penampakannya pertama kali tertangkap dalam sebuah video pada 2005.
Penelitian yang dipublikasikan di Giga Science ini, mencatat bahwa cumi-cumi raksasa memiliki genom yang sangat besar, dengan perkiraan 2,7 miliar pasangan basa DNA. Sebagai perbandingan, manusia memiliki 3 miliar pasangan basa DNA.
Caroline Albertin, salah satu penulis penelitian ini, menemukan bahwa gen perkembangan Hox dan Wnt yang terlihat pada hampir semua hewan juga terdapat dalam genom cumi-cumi raksasa, yang berarti ukurannya yang besar bukan disebabkan oleh duplikasi genom utuh, demikian dilansir dari Foxnews, Kamis (27/2/2020).
Advertisement
"Dalam hal gen mereka, kami menemukan cumi-cumi raksasa sangat mirip dengan hewan lain," kata Albertin dalam sebuah pernyataan. "Ini berarti kita dapat mempelajari hewan yang benar-benar aneh ini untuk belajar lebih banyak tentang diri kita sendiri."
Peneliti juga menemukan lebih dari 100 gen dalam keluarga protocadherin "biasanya tidak ditemukan dalam jumlah banyak di invertebrate" yang terlihat dalam genom cumi-cumi raksasa.
"Protocadherin dianggap penting dalam mempersiapkan otak yang rumit dengan benar," tambahnya. "Mereka dianggap sebagai inovasi vertebrata, jadi kami benar-benar terkejut ketika kami menemukan lebih dari 100 dari mereka dalam genom gurita (pada 2015. Dan kami telah menemukan ekspansi serupa protocadherin di cumi-cumi raksasa, juga."
Saksikan video pilihan berikut ini:
Genom Cumi-Cumi Raksasa
Pada 2015, Albertin memimpin sebuah tim yang mengurutkan genom pertama cephalopoda.
Karena itu, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memahami bagaimana cumi-cumi raksasa menjadi begitu besar, tambah Albertin.
"Genom adalah langkah pertama untuk menjawab banyak pertanyaan tentang biologi hewan yang sangat aneh ini," kata Albertin, termasuk fitur-fitur seperti otak terbesar di antara invertebrata, perilaku mereka dan kemampuan untuk menyamarkan diri mereka.
Albertin juga mengatakan, cephalopoda diyakini telah berevolusi secara independen dari vertebrata, meskipun memiliki banyak fitur yang kompleks dan rumit. "Dengan membandingkan genomnya, kita dapat bertanya, apakah cephalopoda dan vertebrata dibangun dengan cara yang sama atau apakah mereka dibangun secara berbeda?"
"Memiliki genom cumi-cumi raksasa ini adalah simpul penting dalam membantu kita memahami apa yang menjadikan cephalopoda sebagai cephalopoda," ia menyimpulkan. "Dan itu juga dapat membantu kita memahami bagaimana gen baru muncul dalam evolusi dan perkembangan."
Advertisement
Panjang 43 Kaki dan Berat 2.000 Pon
Cumi-cumi raksasa terbesar yang pernah tercatat itu memiliki panjang hampir 43 kaki dan beratnya hampir 2.000 pon, menurut Smithsonian.
Pada Juni 2019, NOAA (Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional) melihat cumi-cumi raksasa di perairan AS untuk pertama kalinya sebagai bagian dari rekaman langka yang diambil oleh para ahli biologi dan digambarkan sebagai "video paling menakjubkan yang pernah Anda lihat."
Dalam video tersebut, Cephalopoda raksasa itu terlihat sekitar 100 mil tenggara New Orleans, La.
Cukup sulit dipahami, cumi-cumi raksasa telah dikaitkan dengan mitos sejak zaman kuno. Charlotte Observer, mengutip data dari Museum Nasional Sejarah Alam yang mencatat pelaut kuno percaya cumi-cumi raksasa adalah putri duyung dan makhluk mitos lainnya.
"Untuk waktu yang lama, orang-orang melihat gerakan misterius di air atau menemukan cumi-cumi raksasa yang mati dan tidak tahu itu apa. Bahkan mereka mungkin bingung apakah cumi-cumi raksasa itu bergerak dengan putri duyung," tulis museum di situs webnya.
Pada Agustus 2018, seekor cumi-cumi setinggi 14 kaki ditemukan hanyut di pantai-pantai Wellington, Selandia Baru, dan mendorong gambar-gambar tersebut menjadi viral.
Reporter: Deslita Krissanta Sibuea