Liputan6.com, Los Angeles - Jumlah kasus Virus Corona di Amerika Serikat melonjak hingga 500 pasien pada Minggu 8 Maret 2020, termasuk terdapat dua kematian baru. Di saat yang bersamaan, Presiden Donald Trump membela tanggapan pemerintahannya yang ia sebut "terkoordinasi sempurna" terhadap epidemi tersebut.
Virus ini telah mencapai sekitar 30 negara bagian AS, dengan Oregon yang terbaru menyatakan keadaan darurat, dan 60 juta orang di California dan New York berada di bawah langkah-langkah krisis. Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (9/3/2020).
Advertisement
Baca Juga
Dua kematian lagi dilaporkan di negara bagian Washington, keduanya terkait dengan rumah perawatan yang dilanda virus di dekat Seattle sehingga menjadikan jumlah korban nasional setidaknya 21 orang.
Dalam tweet Trump yang ditulis dini hari, yang dituduh menjajakan informasi yang salah terkait wabah itu, menyalahkan media karena berusaha membuat pemerintahnya "terlihat buruk".
"Kami memiliki rencana yang terkoordinasi dengan sempurna di Gedung Putih untuk berperang terhadap Virus Corona," tulisnya di Twitter.
"Kami bergerak SANGAT awal untuk menutup perbatasan ke daerah-daerah tertentu, yang merupakan anugerah Tuhan. V.P (Vice President) melakukan pekerjaan dengan baik. Media berita palsu melakukan segala kemungkinan untuk membuat kami terlihat buruk. Sedih!"
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Klaim Sebaliknya
Sebaliknya, Larry Hogan, gubernur Partai Republik Maryland, mengkritik pesan Trump tentang wabah itu, mengatakan kepada NBC bahwa presiden belum mengkomunikasikan cara apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintahan di bawahnya.
Penghitungan dari peta Johns Hopkins menyebutkan bahwa jumlah kasus AS yang dikonfirmasi mencapai 547, per Senin 9 Maret, dengan pasien yang baru didiagnosis di negara bagian termasuk Pennsylvania, Illinois, Massachusetts, Connecticut dan New Jersey.
Oregon menyatakan keadaan darurat ketika jumlah pasien di negara bagian barat laut naik menjadi 14, dan Gubernur Kate Brown mengatakan langkah-langkah untuk "membuka" sumber daya utama akan tetap selama setidaknya 60 hari.
Advertisement
Trump Kerap Ditegur
Trump telah banyak ditegur karena berulang kali menentang saran dari para pakar pemerintahannya dalam pernyataan publiknya tentang Virus Corona.
Dia telah meremehkan ancaman yang ditimbulkan oleh epidemi,dengan berjanji bahwa vaksin akan segera tersedia dan mengklaim tanpa bukti bahwa perkiraan resmi tingkat kematian adalah "salah".
Beberapa ahli epidemiologi menuduh Gedung Putih lebih mementingkan narasi politik daripada kesiapan dalam negeri.
Salah satu keluhan utama adalah kurangnya pengujian yang disebabkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang mengembangkan alat ujinya sendiri.
Gubernur New York,Andrew Cuomo mengatakan otoritas kesehatan federal telah "tertangkap basah" dan telah "memborgol" kemampuan masing-masing negara bagian untuk merespons.
"Pesan mereka ada di mana-mana, terus terang," katanya kepada Fox News.
Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, mengatakan kepada Fox News bahwa kemungkinan mengikuti contoh Italia dalam mengunci sebagian besar populasi, atau bahkan seluruh kota, tidak dapat dikesampingkan.
"Anda tidak ingin membuat orang khawatir, tetapi karena penyebaran yang kami lihat, segalanya mungkin terjadi," katanya.