Gempa Terkuat Sejak 1992 Guncang Utah, Listrik Padam hingga Penerbangan Terganggu

Gempa bermagnitudo 5,7 di Utah memutus aliran listrik ribuan pelanggan. Penerbangan pun terdampak.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 19 Mar 2020, 11:57 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2020, 11:57 WIB
Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Utah - Gempa Bumi bermagnitudo 5,7 mengguncang wilayah Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat pada Rabu 18  Maret 2020 pagi waktu setempat. Lindu mengakibatkan aliran listrik hingga 10.000 warga terputus.

"Ketiadaan listrik menangguhkan pekerjaan di laboratorium kesehatan masyarakat Utah di tengah pandemi Virus Crona COVID-19," kata para pejabat seperti dikutip dari CNN, Kamis (19/3/2020).

Pihak bandara mengatakan, penerbangan ke Bandar Udara Internasional Salt Lake dialihkan, keberangkatan pun ditunda. Sementara terminal serta area concourse dikosongkan agar teknisi dapat memeriksa fasilitas terdampak.

"Gempa itu berpusat sekitar 10 mil sebelah barat Salt Lake City, dekat Kota Magna, mulai pukul 07.09 (09.09 ET)," kata US Geological Survey (USGS).

Orang-orang di pusat kota Salt Lake City meninggalkan gedung dan berkumpul di luar setelah gempa.

"Tidak terasa seperti gempa kecil sama sekali. Saya mendengar benda-benda di dapur saya jatuh," Michael McCarlie, yang tinggal di sebuah apartemen di pengembangan City Creek Landing di ibu kota, mengatakan kepada KSL, jaringan berita CNN.

Ini adalah gempa paling kuat di negara bagian itu sejak 1992, ketika lindu bermagnitudo 5,9 melanda wilayah St. George, kata Divisi Manajemen Darurat Utah.

Operasional di laboratorium kesehatan umum negara bagian itu terhenti karena bangunan itu dinilai rusak, kata Departemen Kesehatan negara bagian itu.

"Hotline Virus Corona COVID-19 negara bagian itu, yang digunakan warga untuk permintaan tes dan mencari informasi juga terputus setelah gempa," Gubernur Gary Herbert mengatakan di Twitter - meskipun Departemen Kesehatan setempat mengatakan saluran informasi sementara tersedia.

Departemen Kesehatan mengatakan labnya sedang dinilai kerusakan pasca-gempa, dan pengujian akan dilanjutkan ketika bangunan itu dinyatakan aman. "Tidak ada sampel yang diuji pada saat gempa," kata departemen itu dalam sebuah unggahan di Twitter.

"Selain itu, tidak ada sampel atau peralatan laboratorium yang rusak selama gempa bumi."

Laboratorium komersial di negara bagian masih berfungsi dan masih memproses tes COVID-19, kata departemen itu.

Gempa Susulan

Beberapa gempa susulan tercatat dalam waktu 20 menit setelah gempa utama, menurut USGS. Lusinan lindu setelahnya tecatat kemudian, termasuk salah satu dengan magnitudo 4,6 pada Rabu sore.

Secara umum di Utah, gempa bumi yang lebih besar dari magnitudo 5 terjadi setiap 10 tahun sekali, dan lindu yang lebih besar dari magnitudo 6 terjadi setiap 50 tahun sekali, jelas USGS.

Pernyataan itu memperhitungkan catatan instrumentasi yang berasal dari tahun 1962 dan catatan sejarah yang berasal dari tahun 1850-an, kata USGS. 

10.000 Pelanggan Terdampak Putusnya Aliran Listrik

Pada Rabu sore waktu setempat, ada sekitar 10.000 pelanggan tanpa listrik. Jumlah tersebut turun dari 73.000 konsumen yang terdampak setelah gempa, Rocky Mountain Power melaporkan.

"Harap menjauh dari pusat kota sementara kru menilai kerusakan," kata Gubernur Gary Herbert. "Kecuali Anda bekerja di keselamatan publik, atau karyawan yang penting, tetap di rumah atau bekerja di kantor."

Gempa itu terjadi ketika penduduk Utah, seperti orang-orang di seluruh dunia, tengah menyesuaikan diri dengan perubahan yang dibawa oleh pandemi Virus Corona COVID-19, termasuk membatalkan sekolah dan membatasi pertemuan massal.

Dampak Lain Gempa

Di Kuil Mormon yang ikonis di kota itu, gempa mencabut trompet patung malaikat di puncak menara tertinggi.

Video dari KSL menunjukkan."Sangkakala pada patung Malaikat Moroni jatuh, dan ada perpindahan kecil beberapa batu puncak candi yang lebih kecil," kata Daniel Woodruff, juru bicara The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints.

Foto udara menunjukkan sangkakala yang jatuh tampaknya telah mendarat di atap kuil di dekat pangkal menara.

Bandara Dibuka Kembali Dalam Hitungan Jam

Ilustrasi suasana di bandara.
Ilustrasi suasana di bandara. (iStockphoto)

Pihak bandara Utah mengatakan, Rabu sore waktu setempat, pihaknya melanjutkan operasional. Hal itu dilakukan setelah upaya pemeriksaan kerusakan setelah gempa dilakukan.

"Bandara telah menyelesaikan penyisiran keamanan dan bersiap untuk memungkinkan penumpang lewat. ... Penerbangan akan mulai tiba dan berangkat," bandara tersebut diposting di Twitter.

"Saluran air yang rusak di Concourse D telah diperbaiki. Penerbangan pertama berangkat ke Dallas tepat sebelum jam 15.00 sore," kata pihak bandara kemudian.

Karena lebih sedikit orang yang terbang selama pandemi Virus Corona COVID-19, "evakuasi bangunan terminal itu lebih mudah" daripada biasanya, ujar direktur bandara Bill Wyatt mengatakan kepada wartawan.

Landasan pacu dan taxiway tidak rusak, imbuh Wyatt.

Beberapa pesawat inbound dialihkan ke Denver atau di tempat lain, kata Wyatt.

Bandara mengatakan jalan menuju bandara pada awalnya ditutup setelah gempa, tetapi akhirnya dibuka kembali Rabu pagi sehingga penumpang dapat dijemput.

Departemen Perhubungan Utah mengatakan tampaknya jalan-jalan tidak rusak, tetapi para pekerja memeriksa untuk memastikan. Bagian dari Interstate 80 ditutup sementara sehingga kru inspeksi dapat melihat jembatan, katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya