Corona COVID-19 di Belanda, Restoran Tetap Buka Tapi Tak Layani Makan di Tempat

Untuk menghindari berkumpulnya banyak orang dalam satu tempat, pemerintah Belanda membuat kebijakan agar restoran dan cafe tutup selama pandemi Virus Corona.

oleh Yuke Mayaratih diperbarui 20 Mar 2020, 18:05 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2020, 18:05 WIB
Warung Mashudi kini hanya melayani pelanggan yang delivery order atau dibawa pulang.
Warung Mashudi sempat tutup satu hari, karena ragu atas kebijakan pemerintah Belanda. Tapi sekarang restorannya tetap buka seperti biasa dan hanya melayani pelanggan yang membeli makanan untuk dibawa pulang ( foto : Yuke Mayaratih)

Liputan6.com, Deventer - Pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan agar restoran dan cafe tutup sementara waktu karena pandemi Virus Corona COVID-19. Namun, beberapa rumah makan tetap buka dengan hanya melayani pembeli makanan siap saji untuk dibawa pulang atau pemesanan lewat telepon dan aplikasi.

"Awalnya, saya ragu juga untuk tetap berjualan, karena kebijakannya memang sektor horeca (hotel, restoran, cafe) harus tutup, untuk menghindari berkumpulnya banyak orang dalam satu tempat. Lalu saya dan teman-teman sesama pemilik restoran saling telepon dan memutuskan tetap berjualan. Hanya kami tidak mengizinkan pelanggan makan di tempat," jelas Mutty Mashudi, salah satu dari pemilik restoran Indonesia di Belanda, Jumat (20/3/2020).

Restorannya berada di kota Harderwijk, provinsi Gelderland. Meski baru buka 3 tahun, restoran dengan nama Warung Mashudi ini telah memiliki banyak pelanggan. "Kebanyakan memang orang Belanda atau Indo (campuran Indonesia-Belanda) dan pada jam makan malam, kursi makan selalu penuh," kata wanita kelahiran Purworejo, Jawa Tengah, ini.

Meskipun sempat tutup satu hari, namun sejak dua hari lalu, warung Mashudi sudah kembali beroperasi dan melayani pelanggan. "Usaha kita kan jual makanan, kalau tutup repot juga. Meskipun pemerintah mengatakan akan memberikan kompensasi bagi pengusaha seperti saya, tapi kalau masih diizinkan jualan ya pasti lebih enak jualan," jelas Mutty sambil tersenyum.

 

Simak video pilihan berikut:

Omzet Tidak Turun

Warga Belanda mengantre untuk membeli ganja akibat adanya lockdown.
Warga Belanda mengantre untuk membeli ganja akibat adanya lockdown. Dok: AFP

Selama ini, ia dan suaminya melayani pelanggan dibantu dengan dua karyawan. Ia menjual masakan khas Indonesia dan berbagai kue, seperti lemper, pastel, dan risoles.

Selama masa pandemi Virus Corona COVID-19, banyak warga yang memilih tinggal di rumah. Meski begitu, Mutty mengaku omzetnya tidak turun. Hanya beralih dari pelanggan yang biasanya makan di tempat, kini harus membawa pulang.

"Alhamdullilah, sempat berkurang pelanggannya, karena disangka kami tutup. Tapi setelah mereka tahu bahwa kami tetap buka, ya kembali lagi seperti biasa."

Pemerintah Belanda sejak 16 Maret lalu mengeluarkan kebijakan agar masyarakat tidak keluar rumah jika tidak perlu. Sekolah, perpustakaan, museum, cafe, dan restoran pun tutup sementra waktu untuk membendung penyebaran Virus Corona COVID-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya