Australia Pertimbangkan Lockdown untuk Tekan Pandemi Corona COVID-19

Perdana Menteri Australia Scott Morrison memperingatkan bahwa negaranya mempertimbangkan menerapkan lockdown dalam upaya untuk menekan penyebaran Virus Corona.

oleh Hariz Barak diperbarui 22 Mar 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2020, 13:00 WIB
Scott Morrison
Scott Morrison terpilih sebagai perdana menteri baru Australia menggantikan Malcolm Turnbull. (AP Photo)

Liputan6.com, Canberra - Perdana Menteri Australia Scott Morrison memperingatkan bahwa negaranya mempertimbangkan menerapkan lockdown dalam upaya untuk menekan penyebaran Virus Corona Baru SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit COVID-19.

Langkah-langkah potensial datang setelah kerumunan besar berkumpul di pantai-pantai Sydney termasuk Bondi pada Sabtu 21 Maret 2020, yang mengundang cemooh publik tentang bagaimana masyarakat setempat meremehkan imbauan menjaga jarak sosial (social distancing).

Morrison mengatakan situasi di Pantai Bondi harus menjadi "peringatan untuk mengambil kebijakan ini dengan serius," demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (22/3/2020).

Dia juga mengumumkan stimulus paket keuangan untuk membantu perekonomian negara selama krisis.

Jumlah kasus orang terinfeksi Virus Corona di Australia telah mencapai 1.000 dan tujuh orang telah meninggal.

Pantai Bondi ditutup sementara pada Sabtu 21 Maret setelah kerumunan melebihi batas perkumpulan massa di luar ruang, yakni lebih dari 500 orang Australia. Pantai tetap ditutup pada Minggu 22 Maret 2020.

Morrison mereferensi insiden itu sebagai alasan pertimbangan lockdown dan meminta warga Australia untuk menunjukkan akal sehat dalam hal mengikuti aturan.

"Kamu harus menjaga jarak yang sehat antara satu sama lain," katanya.

"Jika orang Australia tidak dapat melakukan itu dalam skala luas, maka mereka membangkang terhadap pemerintah dan pihak berwenang. Senjata paling penting yang kita miliki untuk menyelamatkan jiwa dan menyelamatkan mata pencaharian, dan negara-negara bagian dan teritori adalah dengan harus mengambil tanggapan yang lebih serius untuk berurusan dengan itu semua."

Morrison mengimbau bahwa "langkah yang lebih tegas" termasuk lockdown akan dibicarakan pada Minggu 22 Maret 2020. Kebijakan itu akan diterapkan di area dengan kasus positif COVID-19 yang tinggi/

Ia juga mengingatkan agar warga Australia menunda perjalanan yang tidak perlu dan agenda berlibur ke lintas negara bagian juga dibatalkan, demi menekan penyebaran Virus Corona di sana.

Simak video pilihan berikut:

Menyiapkan Stimulus Ekonomi

Penumpang tiba di bandara internasional Sydney pada 16 Maret 2020. Australia mengumumkan pada 15 Maret bahwa siapa pun yang tiba di negara itu akan menghadapi 14 hari wajib isolasi diri sendiri, dalam upaya untuk memperlambat penyebaran virus corona.
Penumpang tiba di bandara internasional Sydney pada 16 Maret 2020. Australia mengumumkan pada 15 Maret bahwa siapa pun yang tiba di negara itu akan menghadapi 14 hari wajib isolasi diri sendiri, dalam upaya untuk memperlambat penyebaran virus corona. (Photo: AFP / Peter Parks)

Morrison mengatakan, pemerintah akan menyediakan hampir 189 miliar dolar Australia untuk mendukung sektor ekonomi yang paling rentan terhadap dampak krisis pandemi COVID-19.

Langkah-langkah tersebut termasuk menggandakan dukungan pendapatan bagi mereka yang mendapat tunjangan Pencari Kerja. Tes aset dan masa tunggu akan dihapuskan.

Hibah hingga AU$ 100.000 akan tersedia untuk usaha kecil dan menengah.

Individu yang terinfeksi Virus Corona akan dapat mengakses jaminan sosial mereka hingga AU$ 10.000 selama 2019 dan 2020. Mereka akan dapat mengambil AU$ 10.000 lebih lanjut pada tahun berikutnya.

Maskapai penerbangan dan bandara Australia akan diberikan dukungan hingga AU$ 715 juta.

Paket keuangan adalah paket stimulus pertama negara itu sejak krisis keuangan global 2008.

Morrison menekankan bahwa tindakan tersebut mencakup enam bulan ke depan. "Ini bukan perbaikan cepat," katanya. "Ini bukan kunjungan terakhirku ke podium. Akan ada lebih banyak paket dan lebih banyak dukungan."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya