Pembawa Berita di AS Tetap Siaran Meski Positif Virus Corona COVID-19

Pembawa berita tetap siaran dan memberi tahu pemirsa bahwa ia positif Virus Corona COVID-19.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Apr 2020, 17:07 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2020, 17:07 WIB
Pembawa berita Chris Cuomo dari CNN mengaku terkena Virus Corona COVID-19.
Pembawa berita Chris Cuomo dari CNN mengaku terkena Virus Corona COVID-19. Dok: Cuomo Prime Time

Liputan6.com, New York City - Pembawa berita Chris Cuomo dari CNN masih memandu acara di televisi meski ia dinyatakan positif terkena Virus Corona (COVID-19). Kepada pemirsa, Cuomo mengaku keadannya masih sehat.

Pada acara Selasa 31 Maret malam, Cuomo mengaku, meski kondisinya baik-baik saja, tetapi ia meminta agar penonton waspada agar tidak memberi beban kepada petugas medis yang sudah kewalahan.

"Saya mendapat hasil tes positif," ujar Cuomo dalam acara Cuomo Prime Time seperti dikutip Rabu (1/4/2020).

"Kita harus melakukan segala yang kita bisa agar menghindari penyakit," ucap Cuomo. "Kita harus melakukannya demi diri kita sendiri dan demi mereka yang berada di garis depan yang menyalamakan nyawa orang-orang seperti saya dan banyak dari Anda," ujar Cuomo yang meminta masyarakat kompak.

Ia mengaku khawatir apabila keluarganya tertular gara-gara dirinya. Saat ini Cuomo mengaku menghindari berpelukan dengan anaknya akibat Virus Corona.

Chris Cuomo adalah adik laki-laki dari Gubernur New York, Amerika Serikat, Andrew Cuomo. Beberapa hari belakangan, Cuomo bersaudara saling berbincang di TV untuk membahas kasus COVID-19 di New York.

Ketika tampil bersama, Chris Cuomo sempat mengajak kakaknya bercanda di TV terkait siapa yang menjadi anak favorit ibunya.

Daerah New York terdampak sangat parah akibat Virus Corona. Presiden AS Donald Trump yang juga berasal dari New York mengaku kaget melihat ada jenazah yang sampai dibawa dengan truk pendingin.

Rumah sakit darurat didirikan di Central Park. Kapal militer Comfort milik Angkatan Laut juga tiba di New York City dengan kapasitas 1.000 kamar tidur untuk membantu situasi di kota itu.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Prediksi Donald Trump

Gina Haspel (kiri) bersama dengan Presiden AS Donald Trump (tengah) dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo (kanan) dalam pelantikan direktur CIA (AP?Evan Vucci)
Gina Haspel (kiri) bersama dengan Presiden AS Donald Trump (tengah) dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo (kanan) dalam pelantikan direktur CIA (AP?Evan Vucci)

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan, kasus Virus Corona COVID-19 di negaranya akan memuncak pada Hari Paskah sebelum kemudian menurun. Trump seraya mengklarifikasi ucapannya beberapa waktu lalu bahwa situasi akan kembali normal pada Hari Paskah.

Hari Paskah 2020 jatuh pada 12 April.  

"Hari Paskah seharusnya menjadi angka puncak, dan seharusnya mulai menurun dan harapannya (turun) secara substansial dari titik itu," ujar Presiden Trump pada konferensi pers harian di Gedung Putih.

"Puncaknya, poin tertinggi laju kematian, ingat ini, kemungkinan besar terjadi dalam dua pekan," ujar Trump. "Maka dari itu, dalam dua minggu ke depan, dan selama periode ini sangat penting bagi semua orang untuk benar-benar mengikuti panduan," ucap Trump. 

Panduan yang dimaksud adalah untuk melakukan social distancing hingga 30 April nanti. Masyarakat AS diminta jangan keluar rumah jika tidak perlu.

Hal itu diminta Trump karena ada potensi pengidap Virus Corona yang tak menunjukan gejala namun menularkannya. Awalnya, kebijakan itu hanya berlaku 15 hari saja hingga akhir Maret.

Presiden Trump enggan melonggarkan aturan terlalu cepat karena khawatir kasus Virus Corona kembali meroket. Pakar kesehatan Gedung Putih berkata itu bisa berjadi.

"Kita tidak ingin melakukannya terlalu dini dan kemudian angkanya menurun, menurun, dan kemudian mulai naik lagi, karena kita mendiskusikan itu bisa terjadi, dan kita tidak ingin hal itu terjadi," ujar Presiden Trump.

Saat ini kasus Virus Corona di AS adalah yang tertinggi di dunia, yakni 143 ribu kasus. Trump berkata kasus di AS sangat tinggi karena ada banyak tes Virus Corona yang dilakukan di negaranya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya