Virus Corona COVID-19 Gelombang Kedua Membayangi Singapura

Kekhawatiran muncul di Singapura setelah kasus baru virus corona kembali melonjak setelah kebijakan pembatasan sosial di sana dilonggarkan

oleh Hariz Barak diperbarui 11 Apr 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2020, 18:00 WIB
Tempat Wisata di Singapura Sepi
Para wisatawan mengunjungi Taman Merlion di Singapura pada 6 Maret 2020. Tempat-tempat wisata utama di Singapura sepi dari turis di tengah epidemi virus corona COVID-19. (Xinhua/Then Chih Wey)

Liputan6.com, Singapura - Kekhawatiran muncul di Singapura setelah kasus baru virus corona kembali melonjak setelah kebijakan pembatasan sosial di sana dilonggarkan. Pekan ini, negara kota tersebut mengonfirmasi peningkatan signifikan dalam infeksi baru.

Salah satu negara yang paling terpukul ketika virus corona pertama kali menyebar dari China pada Januari, pengawasan ketat Singapura dan sistem karantina membantu memperlambat wabah.

Tetapi, penigkatan kasus transmisi lokal baru dalam pekan ini, yang pada Rabu berjumlah 142 kasus, menimbulkan kekhawatiran baru, demikian seperti dikutip dari the Guardian, Sabtu (11/4/2020).

Empat puluh dari kasus baru terkait dengan asrama pekerja asing, di mana puluhan ribu pekerja kerah biru tinggal di sana.

Sementara pada Jumat 10 April, Singapura kembali melaporkan 198 kasus baru virus corona dan satu kematian, menjadikan jumlah infeksi di negara kota itu menjadi 2.108, termasuk tujuh meninggal.

Negara yang sebelumnya dipandang sebagai model untuk menanggulangi penyakit tersebut mulai mempertimbangkan pembatasan total atau lockdown, termasuk penutupan tempat kerja, the Daily Mail dan AFP melaporkan.

Angka ini rendah menurut standar global --angka kematian di seluruh dunia mendekati 100.000-- tetapi pengamat mengatakan, apa yang dialami Singapura baru-baru ini menawarkan peringatan kepada negara-negara lain untuk tetap waspada, bahkan ketika tampaknya mereka telah berada di puncak krisis.

Kompleks asrama besar yang menampung sebagian besar pekerja Asia Selatan telah muncul sebagai hotspot infeksi di Singapura, dengan lebih dari 500 kasus dilaporkan sejauh ini di lokasi.

Pihak berwenang telah mengkarantina beberapa asrama yang menampung puluhan ribu pekerja, dan memindahkan sejumlah besar ke tempat tinggal lain dalam upaya untuk mengurangi kemungkinan infeksi.

Berbicara pada Jumat 10 April, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan: "Kami memperhatikan kesejahteraan pekerja asing.

"Mereka datang ke Singapura untuk bekerja keras mencari nafkah, dan menyediakan bagi keluarga mereka di rumah."

Beberapa tempat di Asia yang menjaga kasus pada tahap awal wabah sekarang menghadapi gelombang kedua ketika warga yang terinfeksi virus corona kembali dari luar negeri dan peningkatan transmisi lokal.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

 

Simak video pilihan berikut:

Singapura Buat RUU Baru untuk Perkumpulan Massa

Khawatir Virus Corona COVID-19, Warga Malaysia Beraktivitas Pakai Masker
Seorang pria menjual masker di tengah kekhawatiran akan penyebaran virus corona COVID-19, di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis, (13/2/2020). Pasien pertama adalah turis China yang masuk ke Johor setelah melintasi Singapura. (AFP/Mohd Rasfan)

Sebelumnya, Singapura telah membuat RUU baru mereka yang disahkan di parlemen negara itu pada Selasa, 7 April terkait larangan pertemuan sosial dalam berbagai ukuran baik di ruang pribadi maupun publik, sebagai tindakan tegas mereka dalam menangani pandemi Virus Corona COVID-19.

Menteri Kesehatan Singapura, Gan Kim Yong mengatakan, "Ini akan mencakup pesta pribadi atau pertemuan dengan keluarga atau teman yang tidak tinggal bersama, di rumah atau di ruang publik."

Selain itu, Menkes Gan Kim Yong juga mengatakan bahwa "Di bawah RUU COVID-19 (tindakan sementara), pemerintah telah memasukkan ketentuan untuk memberikan dasar hukum agar menegakkan langkah-langkah peningkatan jarak yang aman."

"Ini adalah tindakan sementara khusus untuk situasi COVID-19 yang kami hadapi saat ini," tambah Menkes Gan Kim Yong.

Baca selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya